Denpasar (Bisnis Bali) – Setelah keterpurukan ekspor tenun ikat Bali beberapa tahun terakhir, Jro Puspa, Wakil Ketua Umum Kadin Bali, Bidang Potensi Daerah Berbasis Budaya menargetkan 2019 akan terjadi peningkatan. Untuk itu strategi pemasaran dan melihat peluang pasar harus benar-benar dilakukan.
Jro Puspa menilai, tahun ini para pelaku usaha berharap perekonomian dunia khususnya Bali akan membaik. “Memang prediksi untuk perekonomian Bali 2019 akan membaik tapi tidak tahu di awal apa pertengahan. Jadi ini memang harapan kita bersama,” tuturnya di Sanur, Rabu (2/1).
Harapan memang seperti itu karena beberapa tahun terakhir perekonomian memang mengalami penurunan, tidak hanya di Bali tapi Indonesia bahkan dunia. Bahkan sebagian eksportir busana berbahan katun ikat Bali, sampai batal mengikuti pameran ke sejumlah negara karena khawatir tak mendapatkan buyer. Menurutnya, tak hanya dirinya namun sejumlah eksportir lainnya juga mengalami hal yang sama.
Kronologi Puspa mengaku 2018 lalu ekspor di bidang fashion masih cukup bagus dibanding bidang lainnya. Meski terjadi penurunan sedikitnya 40%. ” Orderan dari buyer per tahun 1.620 potong turun 40%. Dan di tengah tahun terjadi penurunan lagi 175 potong, kita gak tahu kenapa,” tukasnya.
Order untuk 2019 ini baru masuk awal Desember lalu. Padahal tahun – tahun sebelumnya paling lambat Oktober orderan sudah masuk, karena harus mempersiapkan bahan baku.
Kondisi perekonomian tersebut membuat para pengusaha harus bekerja keras jemput bola. Walaupun kebijakan pajak turun menjadi 0,5%, itu berdampak baik. Penurunan tidak hanya terlihat dari ekspor saja, namun pasar lokal juga mengalami penurunan.
“Contoh ya, kalau mau Galungan orang biasanya beli baju 3-4 potong untuk seluruh anggota keluarga. Tapi sekarang orang paling beli satu potong saja, itu sudah turun 50%,” katanya.
Meski demikian ia tetap optimis tenun ikat Bali, masih memiliki daya tarik dan daya saing di dunia hanya saja kondisi perekonomian dunia memang masih mengalami pelemahan.
Untuk itu pihaknya berharap para pelaku usaha di Bali, khususnya para perajin tenun ikat bisa bertahan dengan melihat dan meraih setiap peluang yang ada. Inovasi dan kreativitas sangat dibutuhkan saat ini. Sehingga ekspor tenun ikat 2019 bisa meningkat, setidaknya kembali ke posisi sebelum terjadi penurunan. (pur)