Bangli (Bisnis Bali) – Kemasan merupakan unsur yang sangat penting bagi suatu produk. Produk yang baik belum tentu diminati konsumen kalau kemasannya kurang menarik. Namun, suatu produk yang mungkin biasa-biasa saja bisa laku di pasar karena kemasannya yang sangat menarik.
Lebih lagi untuk produk makanan di mana segi kemasan tidak hanya dilihat dari keindahannya tetapi juga segi keamanannya. Jangan sampai kemasan yang menarik tetapi tidak aman karena mencemari produk tersebut atau kualitas produknya menurun karena kemasan yang kurang baik. Menyadari hal tersebut Perum Jamkrindo, salah satu BUMN yang aktif membina petani kopi di Kintamani, Kabupaten Bangli, tidak hanya membina segi teknis produksi tetapi juga segi kemasan.
“Kita ingin produk kopi dari Kintamani bisa lebih unggul dan dikenal oleh konsumen termasuk dari mancanegara. Karena itu segi kemasaran harus memenuhi standar,” kata Sekretaris Perusahaan Perum Jamkrindo, Abdul Bari, saat membuka pelatihan mitra binaan petani kopi di Kintamani, 30 November 2018.
Pelatihan ini diikuti oleh 10 petani kopi anggota Kelompok Petani Kopi Sari Rejeki, yang menjadi mitra binaan BUMN tersebut. Para petani kopi ini sebelumnya sudah mendapatkan pembiayaan dari Jamkrindo masing-masing sebesar Rp 50 juta. Selain mendapatkan dukungan permodalan yang berasal dari dana program kemitraan (PK), mereka juga mendapatkan pembinaan dan pelatihan, agar usahanya lebih maju dan berkembang sehingga menjadi pelaku usaha yang tangguh dalam menghadapi persaingan.
Pelatihan yang diselenggarakan di Madu Sari Hotel & Restaurant, Kintamani, ini menampilkan beberapa materi antara lain desain kemasan; kemasan produk; dan praktik membuat kemasan. Para peserta tidak hanya mendapatkan teori mengenai pengemasan tetapi melakukan praktik langsung di bawah bimbingan tenaga ahli. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mengemas suatu produk karena kemasan itu juga juga menjadi identitas dari suatu produk dengan merek atau logo yang ditempel pada kemasan tersebut. Selain itu, kemasan juga mencantumkan komposisi produk, tanggal kedaluwarsa, logo halal, dll. Kemasan yang sudah dikenal akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya. Dari kemasan juga tercermin kualitas dari produk tersebut.
Pelaksanaan pelatihan ini merupakan salah satu rangkaian dari program kemitraan (PK) yang dilakukan Perum Jamkrindo di mana dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Pihak PNM membantu menyiapkan calon mitra binaan, mulai dari proses seleksi awal dan analisa kelayakan, dilanjutkan dengan pelatihan dan pendampingan hingga pemantauan sampai berakhirnya masa program.
“Kami berharap kerja sama ini bisa lebih dikembangkan di masa yang akan datang karena telah terbukti manfaatnya bagi kedua belah pihak termasuk manfaat bagi petani kopi yang menjadi mintra binaan,” kata Cut Ria Dewanti, Kepala Divisi Jasa Manajemen, Kemitraan dan LKMS (JML) PNM.
PNM sendiri sudah cukup lama menjalin kerja sama dengan Jamkrindo dalam rangka sinergi BUMN. Melalui kerja sama ini tidak hanya mampu mencapai target penyaluran dana PK tapi kualitas pembiayaannya juga lebih baik. Kualitas pembiaan kepada mitra binaan juga lebih optimal sehingga mampu meningkatkan kinerja usahanya. (adv)