Denpasar (Bisnis Bali) – Guna menggenjot angka pertumbuhan ekonomi Bali pada 2019, menurut pengamat ekonomi dari Undiknas University Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M., Pulau Dewata memiliki modal awal yang baik saat ini. Hanya, itu akan tercapai apabila tidak dibarengi dengan kondisi bencana alam yang terjadi.
“Bila melihat dari data impiris terakhir, saya optimis pertumbuhan ekonomi Bali ini akan mampu naik hingga 6 persen pada tahun ini,” tutur Raka Suardana, di Denpasar, Selasa (1/1) kemarin.
Rasa optimis tersebut mengacu pada indikator di antaranya adalah perhelatan atau pertemuan tokoh dunia melalui ajang International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) digelar 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali yang berlangsung aman akan memberi dampak positif terhadap angka kunjungan wisatawan maupun investasi di Pulau Dewata pada 2019 ini. Imbuhnya, indikator lainnya adalah ada tren peningkatan sejumlah ekspor produk dari Bali yang mengarah ke sejumlah negara besar di dunia sekarang ini.
Jelas Raka Suardana, semua itu tentu menjadi modal yang sangat baik dalam hal mampu mendongkrak ekonomi Bali pada tahun ini. Di sisi lain, diakuinya, semua itu akan tercapai asalkan pada tahun ini tidak terjadi bencana alam. Contohnya, erupsi Gunung Agung yang sempat menutup penerbangan dari dan menuju Bali pada 2017 lalu.
“Hingga kini di luar terkait bencana, Bali masih tetap menjadi tujuan pariwisata favorit. Sebab, Bali memiliki potensi dan andalan sebagai daerah pariwisata,” ujarnya.
Sambungnya, selain sektor pariwisata, penopang pertumbuhan ekonomi Bali juga disumbang oleh sektor pertanian, terlebih lagi Gubernur Bali yang sudah merespons dengan peraturan gubernur (pergub) tentang pemanfaatan buah lokal. Menurutnya, itu akan juga ikut menopang pertumbuhan ekonomi pulau Dewata dengan adanya serapan produk ke kalangan pariwisata pada tahun ini.
“Memaksimalkan sumbangan dari sektor pertanian ini, perlu kiranya kabupaten/kota di Bali untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Contoh, Kabupaten Badung dengan mengoptimalkan agroekowisata di daerah Badung Utara, sehingga terjadi kesimbangan Badung Utara dan Badung Selatan. Pada akhirnya itu akan ikut juga memberi andil pada pertumbuhan ekonomi Bali nantinya,” tandasnya.
Sementara itu prediksinya, terkait tahun politik pada 2019 ini diwarnai dengan pemilihan presiden dan calon legislatif, bila perhelatan lima tahunan tersebut berjalan dengan baik, maka tentu imbasnya pada ikut terdongkraknya ekonomi Bali pada tahun ini. Sebaliknya, bila ajang tersebut menimbulkan gesekan atau gangguan keamanan, akan berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi. (man)