Amlapura (Bisnis Bali) – Belasan tokoh masyarakat Banjar Wates Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (17/12) kemarin mengadu dan menyampaikan aspirasi ke DPRD Karangasem. Mereka minta agar jalan sepanjang sekitar 4 km jurusan Pasar Wates, ke Panglega, Teki tembus Kecamatan Abang, ke Banjar Poh Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, diaspal.
Warga yang datang menyampaikan aspirasi 14 orang, di antaranya Kelian Banjar Dinas Wates Gede Sudiartana, Kelian Banjar Pakraman Nyoman Berata, Mangku Ketut Sudiana, Gede Budi Sugianto alias Gede Bore dan didampingi sejumlah warga petani lainnya.
Nyoman Berata mengatakan, jalan yang sudah diaspal sekitar 15 tahun lalu, baru diaspal lapen sepanjang sekitar 400 meter. Kini aspal jalan dari pertigaan Pasar Wates ke Balai Banjar Wates itu sudah hancur. Sementara, badan jalan 4 km lainnya terusan dari jalan yang sudah diaspal lapen tetapi sudah rusak itu, sepanjang sekitar 4 km. Jalan itu dari catatan sudah tercantum sebagai jalan Kabupaten Karangasem.
Menurut tokoh warga Wayan Dora alias Wayan Sudiartana itu, jalan itu penting diaspal, karena potensinya besar dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat. Kata Wayan Dora, hasil pertanian warga selain hasil bumi berupa kelapa, janur, ketela pohon dan ketela rambat, juga hasil ternak, ayam, sapi dan babi, serta palawija, jambu mete dan mangga. Selama ini, petani setelah panen, berjalan kaki mengangkut hasil ladang ke pasar. Karena jauh, kerap hasil ladang tidak dijual, karena mengangkut dengan tenaga manusia, upah buruhnya mahal dan harga jual atau keuntungan yang didapat tak menutupi biaya buruh angkut. Dulu sampai di bawah tahun 1990, pasar di Banjar Wates sangat ramai. Pasar itu menjadi tumpuan perekonomian warga di Desa Datah dan sekitarnya. Namun, kini pasar Wates itu sepi, saat hari pasaan pada kajeng, hanya ada tiga atau lima pedagang. Pengunjung ke pasar juga sepi. Penyebabnya, kalah oleh warung, sementara warga di pegunungan enggan ke pasar Wates, karena harus berjalan kaki yang jauh.
Dora mengatakan, selain akses jalan belum bisa dilewati mobil atau sepeda motor, saat musim kemarau warga setempat tetap rutin krisis air bersih. Warga berjalan kaki membeli air dengan jirigan atau mengangkut mencari air ke mata air Andong Desa Kesimpar. Namun karena lain desa, pihak Kesimpar selaku wilayah mata air itu terkesan keberatan dan warga Wates, Datah dan sekitarnya yang mengambil air bersih ke Andong, merasa tak enak hati. Dora yang seniman karawitan, selaku pelatih sekeha gong di Desa Datah dan sekitarnya, berharap juga Pemkab Karangasem mencarikan jalan ke luar, agar warga Wates dan sekitarnya memperoleh air bersih secara permanen.
Di lain pihak Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi yang menerima kedatangan belasan warga Wates itu mengatakan, soal jalan 4 km yang belum pernah diaspal akan dicek, pihak Dinas PUPR Karangasem. Tim segera turun ke lokasi melakukan pengecekan atau survai. Karena jalannya cukup panjang dan tentunya medannya sulit karena berada di dekat kaki Gunung Agung, nantinya kalau anggarannya terbatas, bisa jadi dibantu secara bertahap. Hal itu juga mempertimbangkan, apakah ruas jalan yang diusulkan ditingkatkan dengan pengerasan itu sudah pernah dibahas dan masuk Musrenbangdes, sampai diusulkan ke kecamatan, kabupaten dan apakah masuk skala prioritas. ‘’Tim eksekutif bakal mengecek kondisi badan jalan itu, dan apakah sudah pernah diusulkan lewat musrenbangdes, dan apakah masuk prioritas,’’ ujar Sumardi.
Sementara Kabid Bina Marga Dinas PUPR Karangasem Ketut Prama Budarta yang hadir ke DPRD menerima aspirasi warga itu dan mendampingi Ketua DPRD Nengah Sumardi memberikan penjelasan kepada tokoh Banjar Wates Datah itu, kemarin langsung turun ke Wates mengecek lokasi jalan yang diusulkan diaspal. Prama dan staf diantar tokoh masyarakat Wates. (bud)