Denpasar (Bisnis Bali) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat nilai impor Bali mencapai 16.858.996 dolar AS pada Agustus 2018 atau turun 23,52 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat mencapai 22.044.834 dolar AS. Kondisi impor Pulau Dewata tersebut didominasi oleh penurunan impor dari Hongkong mencapai 4.661.320 dolar AS.
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Senin (15/10) mengungkapkan, secara umum penurunan impor didominasi oleh impor dari Hongkong pada Agustus lalu. Selain Hongkong, penurunan nilai impor juga disumbang oleh Amerika Serikat mencapai 1.663.163 dolar AS, dan Australia mencapai 881.020 dolar AS. Penurunan impor dari Hongkong didominasi oleh produk minyak atsiri, kosmetik, dan wangian yang mengalami penurunan mencapai 2.093.622 dolar AS atau 47,04 persen.
“Agustus 2018 impor produk tersebut menurun setelah mencapai titik impor tertinggi selama 2017-2018, khususnya pada Juli 2018. Selain itu, impor produk lonceng, arloji, dan bagiannya juga turut menyumbang penurunan impor asal Hongkong mencapai 1.088.393 dolar AS atau 59,04 persen,” katanya.
Menurut Adi Nugroho, terkait penurunan impor asal Amerika Serikat didominasi oleh produk barang-barang dari kulit mencapai 51,31 persen dan produk lonceng, arloji, dan bagiannya mencapai 52,94 persen. Selama 2017-2018, kedua produk ini juga mengalami penurunan setelah mencapai titik impor tertinggi pada Juli 2018. Di sisi lain katanya, untuk penurunan impor asal Australia didominasi oleh produk kapal terbang dan bagiannya, sedangkan impor asal Timor Leste yang mencapai 344.996 dolar AS didominasi oleh tidak adanya impor produk kopi, teh, rempah-rempah berupa vanila pada Agustus 2018.
Ia memaparkan, Agustus 2018 menurut negara asal impor utama, sebagian besar impor Bali berasal dari Hongkong 31,13 persen, Tiongkok 21,93 persen, Amerika Serikat 17,01 persen, Australia 6,01 persen, Singapura 5,00 persen, Prancis 3,39 persen, Thailand 3,18 persen, Jerman 3,05 persen, New Zealand 1,59 persen, Jepang 1,25 persen, dan lainnya 6,46 persen. Menurut Adi Nugroho, dominasi Hongkong sebagai negara importir utama Provinsi Bali dikarenakan banyaknya barang impor berupa produk minyak atsiri, kosmetik, dan wangi-wangian yang masuk ke wilayah Provinsi Bali, yang mencapai titik impor tertinggi pada Juli 2018.
Sementara itu, secara kumulatif impor barang Provinsi Bali pada periode Januari – Agustus 2018 tercatat mencapai 111.085.714 dolar AS, atau mengalami peningkatan 34,41 persen dibandingkan dengan keadaan pada periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) yang mencapai 82.647.705 dolar AS. Menurut negara importir barang Provinsi Bali pada 2018, sebagian besar dikirim dari negara Hongkong 41,98 persen, Amerika Serikat 12,96 persen, Tiongkok 10,32 persen, Australia 5,93 persen, Singapura 3,82 persen, Jerman 3,71 persen, Thailand 3,56 persen, Prancis 3,23 persen, Vietnam 2,21 persen, dan Italia 1,92 persen.(man)