Tingkatkan Penggunaan TI, Dorong Kemajuan LPD

293
Transaksi yang terjadi di salah satu LPD di Bali

Denpasar (Binis Bali)- Pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam operasional LPD memang harus terus digencarkan untuk menghadapi persaingan. Terlebih dengan hadirnya financial technology (Fintceh) yang mau tidak mau, suka tidak suka LPD serta nasabah dari LPD harus mampu beralih ke teknologi digital.

Melihat perkembangan yang terjadi, beberapa LPD pun saat ini sudah bergerak ke digital, baik dalam tata kelola keuangan di internal hingga pelayanan kepada nasabah. Direktur Utama PT Ussi Bandung sebagai rekanan LPD dalam pengembangan penggunaan TI, Tirta Rukmana, mengatakan saat Selasa (4/12) kemarin, mengatakan, ada 3 produk digital yang sudah digunakan LPD saat ini, di antaranya sistem pengelolaan data intrenal seperti core termasuk IBS Collect, kontroling laporan online yang menjadi kesatuan di LPD Bali hingga layanan pelayanan nasabah seperti LPD mobile, sms LPD dan sebagainya.

 Menurutnya pengembangan pemanfaatan TI ini menjadi hal yang sangat penting dilakukan, baik untuk saat ini ataupun antisipasi dalam beberapa tahun kedepan. Hal tersebut dikarenakan perubahan yang terjadi akibat perkembangan dunia teknologi informasi begitu pesat.

 Seperti halnya ojek online yang mendapatkan respons positif dari masyarakat dan membuat perubahan dalam gaya hidup masyarakat yang cenderung mengandalkan teknologi dalam genggaman (telepon pintar) saat ini.

 “Demikian juga dengan layanan keuangan yang saat ini masyarakat lebih suka bertransaksi dengan handphone sehingga LPD pun harus bisa seperti itu, menyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujarnya sembari mengatakan, agar penggunaan TI bisa dilakukan oleh seluruh LPD di Bali.

 Meskipun nasabah LPD cenderung lebih banyak kepada masyarakat tradisional, karena penyebaran LPD hingga ke pelosok, namun penggunaan TI ini sangat penting guna mengantisipasi perubahan yang akan terjadi. Dia mengatakan penggunaan digital sudah mampu dilakukan oleh LPD baik yang di pelosok desa atupun di wilayah perkotaan.

“Kita coba bandingan transaksi online yang terjadi di LPD Ketewel, Gianyar, di mana notabena masyarakat lebih maju karena daerah perkotaan dan transaksi di LPD cukup tinggi. Tapi kita melihat transaksi juga tinggi yang terjadi di LPD Sogra, Karangasem yang berada di bawah Gunung Agung,” tuturnya.

Persaingan dengan fintech tak akan menjadi masalah bagi LPD ketika teknologi digital bisa dimanfaatkan. Terlebih lagi LPD memiliki pengguna (user) yaitu masyarakat desa pakraman itu sendiri yang sangat kuat. “User ini yang masih belum dimiliki oleh fintech,” imbuhnya. (wid)