Singaraja (Bisnis Bali) – Desa Madenan, Kecamatan Tejakula, Buleleng memiliki jumlah penduduk 1.467 KK atau 5.225 jiwa. Sebagian masyarakat bermata pencarian sebagai petani kebun juga wiraswata.
Potensi pertanian yang saat ini dikembangkan di Desa Madenan di antaranya durian, cengkeh, manggis, coklat dan lainnya. Namun sejumlah petani tampaknya mulai menemukan kendala terkait biaya produksi beberapa tanaman yang sedang dikembangkan salah satunya adalah cengkeh.
Tingginya produksi pada pemeliharaan tanaman cengkeh, sejumlah petani di Desa Madenan mengalihfungsikan sebagian lahannya untuk tanaman yang lebih produktif dengan biaya perawatan yang lebih rendah seperti tanaman durian varietas musanking dan kane.
Kepala Desa Madenan Nyoman Mudiartono belum lama ini menjelaskan, biaya produksi yang dimaksud tergantung dari tingginya upah untuk tenaga kerja ketika memasuki masa panen. Di sisi lain petani kewalahan dalam mencari tenaga kerja hingga keluar Bali seperti Jawa dan Lombok. “Kalau durian, biaya produksinya jadi lebih minim,” terangnya.
Karena itu, petani saat ini memilih mengembangkan tanaman produktif seperti durian. Durian juga memiliki masa tanam yang sama dengan cengkeh mulai 4-5 tahun sudah mampu berbuah. Durian juga menjadi salah satu tanaman yang ramah lingkungan sehingga cocok untuk program penghijauan dan pelestarian lingkungan.
“Tanaman durian ini sebagai tanaman pengganti, tidak keseluruhan ditebang melainkan yang dirasa jaraknya mepet antara tanaman satu dan yang lainnya,” jelasnya.
Ditanya terkait pasar, pihaknya menjelaskan baik cengkeh dan durian memiliki pangsa pasar yang cukup baik. Hasil panen durian di petani sudah didrop langsung oleh pengepul dari Bali hingga luar Bali. “Kita di sini prospek pasar durian sangat bagus, apalagi belum lama ini dari PT PLN (Persero) juga memberikan CSR berupa tanaman durian sangat mendorong semangat petani khususnya di Desa Madenan,” imbuhnya. (ira)