Petani di Pancasari mulai Kembangkan Stroberi Jenis Sachinoka

1153

Singaraja (Bisnis Bali) – Kawasan Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Buleleng menjadi salah satu lokasi budidaya berbagai macam tanaman holtikultura baik sayuran hingga buah – buahan. Salah satu tanaman holtikultura yang unggul di Desa Pancasari adalah stroberi, tanaman stroberi merupakan tanaman yang memiliki prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi yang menjanjikan serta serapan pasar yang cukup baik.

Tentu yang menjadi daya pikatnya adalah tpada warna buah yang merah mencolok dengan bentuk yang munggil menarik. Bahkan di salah satu petani stroberi, terdapat tanaman stroberi yang merupakan varietas baru di Buleleng, yang kini diburu banyak wisatawan baik lokal dan mancanegara.

Stroberi Sachinoka atau sering disebut dengan stroberi jepang yang dibudidayakan I Gede Adi Mustika yang juga pemilik Agrowisata Wiwanda Agrow di kawasan Desa Pancasari Buleleng. Disebut stroberi jepang, karena bibit utama diperolehnya dari Jepang, ia juga membudidayakan stroberi sachinoka ini dengan sistem hidroponik agar memperoleh buah organik dan  higienis.

Pihaknya juga menggunakan rumah plastik (green house) agar tanaman tidak terganggu oleh hewan pengganggu tanaman termasuk hama yang membuat tanaman tersebut layu, juga dapat memininalisir tanaman rusak akibat hujan. “Biaya operasionalnya untuk budidaya hidroponik juga lebih hemat karena kita tak pakai pupuk kimia,” katanya.

Stroberi ini hadir dengan tampilan yang cukup berbeda. Pada buah yang sudah matang, warna merah akan diselimuti warna putih layaknya salju. Sekilas buah stroberi sachinoka terlihat seperti buah jamuran tapi itu bukan jamur, tetapi warna putih ini justru menjadi daya tarik konsumen. Selain itu pori – pori buah stroberi sachinoka ini juga mencolok ke dalam tidak seperti stroberi pada umumnya.

Tak hanya pada tampilan, stroberi ini memiliki aroma lebih wangi dan rasa yang berbeda dari stroberi pada umumnya. Tak heran harga jual buah stroberi sachinoka ini bisa mencapai Rp100.000 per kilo karena termasuk buah langka dan baru dibudidayakan di kebun miliknya.

Keunggulan lain dari stroberi sachinoka ini ada pada bentuk daun yang lebih lebar dan ranting buah dimana satu ranting mampu berproduksi 6 – 8 buah sekaligus. Dikatakan meskipun bibit awal tanaman stroberi sachinoka ini didatangkan dari Jepang namun tanaman ini mampu beradaptasi dengan lingkungan di  Desa Pancasari dengan hawa sejuk.

Tak ada yang membedakan dari segi cara membudidayakannya antara stroberi sachinoka dengan stroberi pada umumnya. Tanaman stroberi sachinoka ini akan lebih maksimal berproduksi apabila dibudidayakan dengan cara hidroponik dengan penggunaan pupuk, pestisida hingga nutrisi organik seperti yang dilakukan Gede Adi Mustika.

“Saya gunakan sekam untuk media tanam dengan  sistem bertumpang layaknya piramida agar tanaman mendapat ruang lebih luas dalam pertumbuhannya,”jelasnya. (ira)