Denpasar (Bisnis Bali) – Kelesuan daya beli konsumen yang ditambah lagi dengan kebijakan kenaikan suku bunga acuan BI 7 DRR menjadi 6 persen, akan jadi beban berat dikalangan pelaku usaha jelang penghujung sekaligus awal tahun nanti. Terhadap kondisi tersebut lembaga penjaminan kredit tetap optimis, bahkan sudah memasang target bisnis yang meningkat pada tahun depan.
Direktur Utama PT. Jamkrida Bali Mandara (JBM) I Ketut Widiana Karya, di Denpasar, Minggu (20/11) mengungkapkan, tahun depan dengan kondisi ekonomi makin berat tak merubah patokan target bisnis yang meningkat hingga 10 persen dari tahun ini. Diakuinya, tahun depan tantangan disektor usaha masih berat karena kondisi ekonomi belum banyak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya, dan kondisi tersebut membuat sejumlah kalangan pelaku usaha bersikap wait and see.
Peningkatan target bisnis tersebut salah satunya didasari pada kebijakan pemerintah pusat melalui gubernur dan bupati yang didorong untuk menggerakan pertumbuhan investasi di masing-masing daerah, salah satunya juga termasuk di Bali pada 2019 nanti. Asumsinya, dari kebijakan tersebut dampaknya akan membuat pengajuan pinjaman untuk kebutuhan modal dari kalangan usaha berpotensi mengalami peningkatan dilembaga keuangan, tentunya secara tidak langsung kondisi itu juga akan menjadi faktor pendorong bagi panjaminan kredit yang ditawarkan oleh JBM nantinya.
Tahun depan yang juga merupakan tahun politik, dinilai tak akan berdampak buruk bagi pertumbuhan maupun geliat kalangan sektor usaha mikro kecil yang menjadi fokus penjaminan kredit dari JBM selama ini. Prediksinya, keberadaan kalangan usaha mikro kecil ini akan tetap setabil, itu seiring dengan sebagian besar kalangan sektor usaha tersebut bergerak di pemenuhan kebutuhan pokok.
“Kebutuhan pokok tentunya selalu dibutuhkan oleh konsumen, sehingga perputaran usaha juga pasti. Selain itu, adanya kebijakan Gubernur Bali yang mengharuskan kalangan hotel dan restoran untuk menyerap produksi lokal, itu tentunya menjadi daya dukung bagi geliat usaha ekonomi kesil nantinya,” ujarnya. (man)