MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita pernah mengatakan, guna mengantisipasi dampak perkembangan e-commerce, pusat perbelanjaan harus melakukan inovasi bekerjasama dengan para tenant untuk menarik traffic konsumen. Saat ini telah terjadi perubahan gaya hidup di kalangan konsumen, di mana pusat belanja atau mall tak hanya dijadikan sebagai tempat belanja tetapi juga menjadi tempat hangout dan rekreasi.
Menindaklanjuti hal itu, Manager Level 21 Mall Denpasar, Zenzen Guisi Halmis menyatakan sangat mengapresiasi sekali. Mall saat ini tak hanya berfungsi sebagai pusat perbelanjaan, tetapi juga bisa menjadi tempat pertemuan.
“Bisa pertemuan antar keluarga yang mungkin di rumah jarang bersapa, tapi di mall bisa bertemu untuk nonton dan makan bersama, quality time, menyaksikan entertainment atau hiburan dan diskusi,” ungkap Zenzen.
Ke depan pihaknya akan menyediakan sesuatu yang baru di food line, yakni co-working space. Jadi orang-orang bisa saling bertemu, bekerja, mengadakan meeting sekaligus makan. “Karena sekarang orang bosan bekerja di kantor sehingga memilih mall. Jadi sehabis kerja bisa langsung nonton atau fitnes, dan sebaliknya bisa fitnes terlebih dahulu sebelum kerja. Kami ingin menjadi destinasi yang full, tidak hanya entertainment tapi juga kesehatan, kuliner, showbiz dan lainnya,” sebutnya.
Disinggung soal persaingan usaha, Zenzen menegaskan di Bali saat ini terdapat 12 pusat belanja yang tergabung di dalam Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bali. Satu sama lain justru saling mendukung. Bahkan kerap duduk bersama untuk mendiskusikan program-program yang sedang tren (hype) atau menyiasati gejolak ekonomi saat ini. “Saat ini bukan lagi berkompetisi, tapi kami saling support,” tegasnya. (dar)