Denpasar (Bisnis Bali) – Pada September hingga akhir tahun ini, masyarakat Bali yang beragama hindu banyak menggelar berbagai upacara. Salah satunya upacara pernikahan, karena bulan-bulan di akhir tahun ini dipercaya sebagai waktu yang baik untuk perayaan serta upacara.
Musim nikah ini menjadi keuntungan yang besar bagi pebisnis kuliner termasuk cathering dan pengusaha kue. Salah satu pengusaha kue dan jajanan pasar yakni Ni Luh Aris Septiari menilai, musim nikah menjadi suatu berkah tersendiri baginya, pasalnya jumlah pesanan kue ke gerai ‘jaje bali men galuh’miliknya jadi berlipat lipat.
“Untuk sehari saat ada pesanan untuk upacara pernikahan saya bisa menjual hingga 1.500 biji kue dan cake beraneka jenis baik kue basah, cake, atau kering. Namun yang paling banyak peminatnya adalah cake potong dengan aneka toping,” jelasnya.
Untuk jenis cake potong, menurut Aris terlihat modern dan mewah untuk sajian tamu undangan, selain itu topingnya yang beraneka rasa bisa disesuaikan dengan selera pemesannya. Satu lagi yang menjadi bahan pertimbangan konsumen adalah selain rasa dan penampilan yang bagus ternyata harga cake potong ini juga standar alias tidak terlalu mahal.
“Kalau kita jual harganya 2.000 per bijinya, tentunya untuk pemesannan dalam jumlah tertentu pastinya juga akan ada discount khusus, pembeli juga bisa menentukan toping yang disuka seperti keju, meses, original, atau coklat,” ujarnya.
Karena sedang musim nikah dan banyak pesanan tentunya konsumen harus list order dulu dari jauh hari agar tak sampai kehabisan. Selain cake potong, jajanan pasar atau kue tradisional juga bisa dipesan di sini, seperti lemper, bantal, sumping, dan masih banyak lagi. Harganya juga sangat terjangkau sehingga tidak menguras kantong. (ita)