Denpasar (Bisnis Bali) – Transaksi servis mobil beberapa hari terakhir ada kenaikan, tetapi belum termasuk panen. Pengelola bengkel dan salon mobil belum merasakan panen mengingat baru masuk musim penghujan. “Musim hujan baru saja berlangsung sehingga walaupun mulai banyak yang servis belum masuk panen,” kata pengelola bengkel di Sanur, Nyoman Kertha.
Menurutnya, bisnis servis mobil tidak hanya dipengaruhi kenaikan harga onderdil (spare part) semata, musim hujan juga berpeluang pada animo masyarakat melakukan servis kendaraan. Terbanyak karena kerusakan pada spare part hingga melakukan perawatan agar mobil dapat beroperasional secara lancar.
“Musim penghujan baru beberapa hari sehingga belum kondisi panen, kecuali hujan terus menerus selama sebulan baru bisa terasa adanya panen orderan,” ujarnya.
Umumnya saat ramai orderan servis di musim penghujan, kata Nyoman, ada kenaikan rata-rata 30-40 persen dibandingkan hari normal. Misal hari normal kisaran 20 konsumen, saat penghujang bisa menjadi 26-28 konsumen. “Sementara awal musim hujan masih normal sehingga walaupun ada peningkatan belum terasa panen,” paparnya.
Servis mobil umumnya pada penyetelan kampas rem, penggantian oli, aki, pengapiannya (busi), rem depan maupun belakang yang kendor, kampas rem yang sudah kotor, knalpot kemasukan air yang rawan mogok di tengah jalan, lampu sein, hingga kondisi ban yang sudah halus. Termasuk, perawatan karburator agar suplai bahan bakar ke ruang bakar tidak tersendat, maka harus dibersihkan secara berkala.
Disinggung soal biaya servis saat ini, dia mengatakan, tidak banyak ada perubahan. Biaya servis mobil relatif normal meski fluktuasi rupiah masih terjadi yang rentan pengaruhi harga suku cadang. Normalnya biaya servis kendaraan inilah melatari tetap ramainya masyarakat menservis mobil.
“Untuk spare part meski ada kenaikan harga namun tidak menyeluruh ke seluruh produk. Alasan ini pula kenapa bengkel tidak menaikkan biaya servis,” katanya.
Sementara itu bagian servis lainnya, Nyoman Arjana mengatakan, servis mobil saat hujan kini termasuk kewajiban dan kesadaran pengguna kendaraan untuk merawat kendaraanya kian tinggi. Terbukti, mereka yang servis ada kenaikan selain untuk mencegah karatan. Sementara dari harga onderdil sebenarnya tidak hanya pengaruh menguatnya dolar saja. Ada beberapa onderdil yang naik karena pengaruh bahan baku yang naik seperti pengaruh naiknya harga baja, plastik, dan besi.
“Sebenarnya masih banyak pengguna mobil yang malas untuk melakukan perawatan mobil saat musim hujan karena faktor biaya, tidak ada waktu, dan mobil masih kondisi bagus. Bila sudah rusak dan mogok di jalan baru umumnya mereka mencari jasa servis,” ungkapnya.(dik)