Denpasar (Bisnis Bali) – Tren penguatan rupiah yang telah menginjak ke posisi Rp14.700 an per dolar AS, disambut positif kalangan pengusaha karena berpeluang membaiknya ekonomi nasional jelang akhir tahun.
Pengamat ekonomi dari Undiknas University Ida Bagus Raka Suardana mengungkapkan, penguatan rupiah ini sudah diprediksi sebelumnya. Itu didasari oleh pondasi ekonomi Indonesia yang masih kuat selama ini.
Ia menilai, pelemahan rupiah sebelumnya lebih disebabkan pengaruh luar. Salah satunya pembayaran hutang luar negeri, sehingga banyaknya permintaan uang dalam bentuk dolar AS yang akhirnya membuat rupiah melemah.
“Ketika terjadi perbaikan dalam posisi kesimbangan, maka akan kembali membuat nilai tukar rupiah menguat dan ini sangat bagus bagi ekonomi nasional,” tandasnya.
Terkait dampak bagi kalangan pengusaha, penguatan rupiah ini akan jadi hal yang menggembirakan. Sebab, kondisi ini juga akan berimbas pada turunya harga bahan baku impor yang dibutuhkan kalangan usaha dalam memproduksi barang. Selain itu, penguatan mata uang domestic ini ikutannya juga akan membuat peluang suku bunga kredit yang dilempar kalangan perbankan menjadi lebih murah dari saat ini.
“Bila penguatan rupiah ini terus berlanjut, saya yakin bulan depan ini akan membuat Bank Indonesia (BI) melakukan peninjauan terhadap suku bunga BI7 DRR yang dipatok menurun dari bulan sebelumnya, sehingga bank bisa menjual kredit lebih murah dan kalangan pengusaha mulai merespon dengan serapan kredit untuk modal usaha,” tandasnya. (man)