Denpasar (Bisnis Bali) – Tingginya harga babi di peternak yang saat ini mencapai Rp38.000 per kilogram membuat harga daging babi di pasaran melonjak. Saat ini harga daging babi sudah mencapai Rp65.000 per kilogram yang naik secara bertahap sejak beberapa bulan lalu.
Salah seorang pedagang di Pasar Kreneng, Ni Made Kontiani, kamis (8/11) kemarin, mengatakan, harga normal daging babi jauh sebelum adanya kenaikan mencapai Rp50.000 per kilogram. Kenaikan sudah terjadi sejak setalah Galungan enam bulan lalu. “Naiknya bertahap sempat lama di harga Rp60.000 per kilogram,” ujarnya.
Tingginya harga daging babi ini diakuinya membuat penjualannya sepi, yang kebanyakan masyarakat memilih alternatif lain sabagai menu masakan. Demikian juga dia mengatakan jika keuntungan penjualan (margin) saat ini tipis. Jika sebelumnya margin yang didapatkannya Rp5.000 hingga Rp7.000 per kilogram, saat ini hanya bisa mengambil keuntungan Rp3.000 sampai Rp4.000 per kilogram. “Ditambah pembeli sepi, keuntungan sangat jauh menurun,” terangnya.
Senada dengan itu, pedagang lain, Ni Komang Sumanisasih, juga mengaku harga daging babi saat ini tinggi. Selain harganya yang tinggi, pasokan juga sulit. Dia mengatakan jika sebelumnya dengan mudah mendapatkan dan menjual 2 ekor per hari, sedangkan saat ini 1 ekor pun cukup sulit didapatkannya.
Disamping itu, dikatakannya pembeli juga berkurang, sehingga margin penjualannya harus diturunkan. Tingginya harga daging babi juga diakuinya sudah terjadi cukup lama. “Bahkan saya tidak ingat kapan mulai kenaikan, yang jelas harga Rp65.000 per kilogram ini sudah terjadi cukup lama. Ada sebulan lebih,” ungkapnya.
Sementara itu, data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, menyebutkan rata-rata harga daging babi di 4 pasar di Denpasar yaitu Pasar Badung, Pula Kerti, Kreneng dan Pasar Agung Rp60.000 hingga Rp61.000 per kilogram. Harga ini terpantu cukup lama yang secara merata terjadi disejumlah pasar. (wid)