KEMAJUAN teknologi diyakini Prof. Dr. Gede Sri Darma ikut memajukan perkembangan ekonomi. Capital market di era digital seperti sekarang contohnya, sangatlah nyaman menggunakan teknologi. “Transaksi saham lebih mudah dan efektif berkat kemajuan teknologi informasi,” kata Rektor Undiknas University ini.
Seiring teknologi yang maju maka memiliki perusahaan dengan membeli salah satu saham di bursa kini kian mudah dan cepat. Dengan era ekonomi digital pialang atau broker saham sudah tidak diperlukan lagi kini. “Transaksi dapat dilakukan perdetik jika kita mau trader,” ujarnya.
Berpengalaman 10 tahun berinvestasi di pasar modal, Sri Darma menerangkan, sebelum berubah ke era digital seperti saat ini, transaksi efek dulu menggunakan lembaran saham di sebuah trading floor. Kini semua berubah dan beralih ke sistem digital atau scripless.
Selanjutnya menggunakan sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) dan selanjutnya mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh alias remote trading. Kemudian Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan sistem perdagangan baru, JATS-NextG.
“Dulu sebelum era digital, kita selaku investor maupun trader, mesti telepon dulu pialang atau broker untuk dapat bertransaksi,” terangnya.
Dengan bangkitnya pasar modal ke era modern chart atau grafik pun dengan mudah dilihat bahkan technical analysis disajikan begitu sederhana dan mudah dipahami, berkat kemajuan teknologi informasi.
“Perkembangan teknologi ke digital saat ini tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik (smartphone). Smartphone menjadi alat yang mampu membantu sebagian besar kebutuhan manusia, termasuk untuk transaksi di bursa,” jelasnya.
Tak heran beberapa produk investasi pasar modal dan termasuk investasi saham pun bisa dilakukan lewat genggaman smartphone dengan aplikasi yang ditawarkan perusahaan manajer investasi. Tidak hanya itu, beberapa perusahaan manajer investasi sudah menggandeng beberapa perusahaan e-commerce dalam rangka penetrasi penjualan produk investasi seperti reksadana. (dik)