Mangupura (Bisnis Bali) – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada 6-8 November 2018. WCCE merupakan konferensi tingkat dunia pertama yang membahas ekonomi kreatif.
Acara ini diikuti sekitar 1.500 delegasi lebih dari 30 negara. Dengan mengusung tema “Inclusively Creative”, Indonesia ingin menyampaikan pesan ke dunia bahwa ekonomi kreatif berpotensi menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi negara. Sumber daya ekonomi kreatif berasal dari ide dan gagasan manusia yang tak akan pernah habis selama manusia tetap eksis.
“Kenapa tema Inclusively Creative? Kami ingin ada common understanding (pemahaman bersama) dan common ground (landasan bersama) untuk mengembangkan ekonomi secara global. Karena itu kunci utama pengembangan ekonomi kreatif adalah kolaborasi,” ungkap Kepala Bekraf, Triawan Munaf, saat acara pembukaan WCCE 2018, Rabu (7/11) yang juga dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Otoritas Arab Saudi Abdul Aziz bin Mohamed Al-Swailem.
Kolaborasi tersebut dilakukan tanpa memandang batas usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, agama, maupun lokasi geografis. Acara yang dilaksanakan selama tiga hari ini diawali dengan Friends of Creative Economy (FCE) yang dihadiri delegasi berbagai negara, akademisi, pelaku kreatif, komunitas, dan media untuk membahas dan merumuskan Deklarasi Bali yang akan dibawa ke Sidang Umum PBB tahun depan.
Konferensi ini juga menghadirkan lebih dari 20 tokoh ternama di dunia kreatif yang menjadi pembicara konferensi yang dilaksanakan pada 7-8 November 2018. Sebut saja pemenang Sutradara Terbaik Emmy Awards Lisa Russel, CEO and Co-founder Moonton (Mobile Legend) Justin Yuan, CEO and Co-founder Net Mediatama Television Wihsnutama Kusubandio, Presiden China Film Group Corporation Le Kexi, CEO Tokopedia William Tanuwijaya, dan masih banyak tokoh lainnya.
Sejumlah produk kreatif global seperti Disney, Grab, TikTok, Shopee, Potato Head, Bukalapak, dan Mobile Legend juga ditampilkan dalam kegiatan bertajuk Creativillage. Selain itu, disuguhkan pula program unggulan dari Bekraf dalam upaya mengembangkan dan menguatkan ekosistem nasional dalam acara tersebut. Di antaranya Akatara, yaitu pertemuan investor dengan pelaku kreatif perfilman; Bekraf Developer Day, yaitu acara yang mempertemukan para pengembang aplikasi; Unity in Diversoto, yaitu program untuk memperkenalkan kuliner soto yang beraneka ragam di Indonesia kepada dunia internasional.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan MoU antara Bekraf dan beberapa provinsi/kabupaten/kota, diantaranya Provinsi Bali dan Kota Denpasar. “Kerjasama ini untuk pengembangan ekonomi kreatif melalui koordinasi dan sinergitas pelaksanaan tugas dan kewenangan masing-masing pihak. MoU meliputi beberapa hal, seperi riset, edukasi dan pengembangan ekonomi kreatif, akses permodalan, infrastruktur, pemasaran, fasilitasi HAKI dan regulasi, hubungan antarlembaga dan wilayah, sentra pemasaran ekonomi kreatif dan kegiatan lain yg dipandang perlu dan disetujui bersama untuk pengembangan ekonomi kreatif,” imbuh Triawan Munaf. (dar)