Denpasar (Bisnis Bali) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) fokus dan menetapkan arah strategi dalam pengembangan industri pasar modal ke depan. Ini dilakukan untuk mewujudkan industri pasar modal sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global.
Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Hizbullah di Denpasar, Selasa (6/11) mengatakan, saat ini ada beberapa faktor risiko yang menjadi perhatian di antaranya adalah perkembangan suku bunga dan likuiditas global, gejolak di pasar keuangan emerging markets dan tensi perang dagang.
Diakui OJK dalam hal ini akan mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan nasional serta memperkuat koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait. Untuk mendukung hal tersebut OJK menetapkan beberapa langkah-langkah seperti mendorong pembentukan perusahaan daerah, meningkatkan basis investor retail dan perluasan jalur pemasaran melalui kerja sama dengan lembaga jasa keuangan (LJK) serta pemanfaatan fintech dan transaksi online.
Selanjutnya mengembangkan data warehouse, efisiensi waktu penyelesaian transaksi bursa, implementasi e-registration dan penguatan peran asosiasi dan lembaga intermediary. Tak kalah penting mendorong pertumbuhan emiten melalui penyederhanaan ketentuan dengan tetap menjaga kualitas GCG dan mendukung penerbitan instrumen dan skema baru (derivatif, sukuk, penawaran kepada pemodal profesional).
“Termasuk meningkatkan pengaturan infrastruktur perijinan dan pengawasan elektronik serta menerbitkan peraturan pasar modal yang kontributif, stabil dan inklusif, termasuk harmonisasi ketentuan di bidang perbankan dan industri keuangan nonbank,” katanya. (dik)