Denpasar (Bisnis Bali) – Penjualan motor awal November diprediksi tak akan ada hambatan seperti kenaikan harga BBM, suku bunga kredit, harga jual dan lainnya. Kondisi ini diyakini akan membuat penjualan akan relatif terkontrol hingga masuk Desember mendatang.
“Penjualan hingga Agustus relatif stabil, kendati ada kenaikan BBM nonsubsidi. Kondisi sama sepertinya akan berlangsung pada November ini,” marketing salah satu diler motor di kawasan By Pass Ngurah Rai, Made Drastadi Kusuma.
November sebenarnya bukan puncak transaksi, namun ada peluang daya beli akan tumbuh kisaran 30-40 unit dari target 100 unit hingga akhir tahun. Kini penjualan motor berharap dari membaiknya daya beli seiring kondisi ekonomi jelang akhir tahun. Diharapkan ke depannya tidak ada sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi.
Di luar pengaruh momen, daya beli masyarakat terhadap motor cenderung bergerak positif sehingga ada keoptimisan target bakal tercapai hingga akhir tahun ini. Bila kondisi pasar terus sama seperti satu bulan terakhir, pihaknya optimis target akan tercapai di atas 20 persen.
Target penjualan di atas 30 persen memang tidak setinggi target dua tahun lalu namun cukup tinggi di kondisi ekonomi saat ini. Saat ini tidak bisa hanya berbicara angka tanpa melihat realita yang ada. Ia menilai, daya beli masyarakat terhadap motor baru, khususnya jenis matik masih normal. Pasar Bali tergolong istimewa.
Itu ditandai dengan daya beli masyarakat tetap tinggi pada momen-momen tertentu. Penjualan rata-rata masih di kisaran 40 unit setiap hari. Kendaraan roda dua masih jadi pilihan utama masyarakat dalam mempermudah transporasi berbagai kegiatan.
Tipe roda dua yang diminati masih kelas motor matik fuell injeksi dan motor bebek 125 CC. Harga belum ada perubahan masih normal di kisaran Rp 19 juta–Rp 24 jutaan. (dik)