HOESEN mengakui perkembangan financial technology (fintech) saat ini harus dibijaksanai dengan baik. Perkembangan fintech tak hanya dirasakan pasar domestik namun Asia juga terpengaruh, salah satunya perusahaan efek di seluruh Asia.
“Pengaruh perkembangan fintech itu bisa dilihat dari dua sisi,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen.
Sisi pertama, perkembangan teknologi di keuangan sangat bangus karena teknologi akan mempermudah bagi masyarakat memperoleh layanan keuangan dan akhirnya pasar akan tumbuh. Kedua, perkembang ini tentu perlu disikapi bijaksana dan baik agar tidak merusak tatanan bisnis yang sudah dilakukan selama ini.
”Kami harapkan semua lini bis amenyikapi fintech secara bijaksana bahkan bisa bersinergi dengan perusahaan efek menjadi kunci intermediasi di pasar modal, termasuk dapat meningkatkan potensi investor yang selam ini tidak terjangkau,” ujarnya.
Hoesen pun mendorong perusahaan-perusahaan di daerah memanfaatkan pembiayaan dari pasar modal dalam pengembangan usahanya, sehingga bisa memicu percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah. Terlebih reksa dana penyertaan terbatas dan obligasi korporasi bertumbuh secara positif setiap tahunnya. Itu menandakan pasar modal berpotensi untuk menjadi sumber pendanaan alternatif bagi sektor riil termasuk sektor infrastruktur di Indonesia.
“Selain itu, potensi tersebut dapat pula digali oleh pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi daerah dalam membangun di daerah masing-masing
Diakui, pasar modal merupakan alternatif utama bagi perusahaan yang membutuhkan pendanaan, khususnya untuk jangka panjang, sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan untuk pengembangan usaha. Karenanya menjadi perusahaan terbuka di pasar modal akan mendapatkan berbagai keuntungan, seperti peningkatan kredibilitas dan reputasi perusahaan, peningkatan valuasi nilai perusahaan, dan peningkatan kepatuhan good corporate governance. (dik)