Bank Genjot Penyaluran Kredit Akhir Tahun

245

Mangupura (Bisnis Bali) – Pertumbuhan ekonomi di Bali triwulan IV 2018 diyakini masih tumbuh positif bahkan di atas rata-rata nasional karena salah satunya ditopang sektor pariwisata. Ini pula membuat bank optimis masih mampu menggenjot penyaluran kredit, khususnya di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Termasuk pasar skala UKM juga menjadi prioritas bank menjelang akhir tahun,” kata Area Manager Bali & Nusa Tenggara Bank Mega, Ardhana Febrianaji di Kuta, Selasa (6/11).

Penyaluran kredit menargetkan adanya kenaikan 20-25 persen pada 2018 ini. Untuk dapat meningkatkan penyaluran kredit 2018 ini,  bank akan tetap fokus dalam membiayai sektor UKM. Penyaluran ke sektor UKM tersebut porsinya mencapai 60- 65 persen dari keseluruhan pembiayaan dengan mengarah kredit ritel dan kosumer.

“Khusus untuk Bali, kami tidak bermain di korporasi. Penyaluran kredit ini kami tidak semata-mata untuk dapat memenuhi target, namun penyaluran yang tepat dan tentunya dengan mengedepankan prinsip ke hati-hatian,” katanya.

Untuk mendukung penyaluran kredit, kata dia, bank akan gencar meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga. Untuk target DPK pihaknya mengharapkan pada 2018 penyerapannya di atas Rp1,2 triliun meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk mencapai target tersebut, pihaknya membuka penerimaan transaksi weekend di pusat berbelanjaan group selain melanjutkan program mega super vaganza.

Selain program tersubut, guna menumbuhkan penyerapan DPK pihaknya juga akan memprioritaskan mega first untuk menyasar masyarakat level menengah ke atas. Untuk pasar Bali, nasabah menengah ke atas baru sekitar 10 persen dari keseluruhan nasabah, sehingga masih terbuka luas untuk peningkatan DPK dari level tersebut.

“Ke depannya, dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di Bali ini kami harapkan nasabah mega first ini akan terus bertambah, sehingga pertumbuhan DPK pun meningkat,” ungkapnya.

Sementara Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Hizbullah menegaskan, persoalan modal masih menjadi  kendala utama koperasi dan UKM dalam mengembangkan usahanya. Dukungan bank dalam menyalurkan kredit tetap harus berpedoman pada prinsip kehati-hatian.

“Penyaluran kredit bank masih tumbuh dan peluang menyasar ke UKM masih terbuka lebar,” tegasnya.

Menurutnya, UKM merupakan salah satu pendukung yang bisa menggerakan ekonomi kerakyatan. Karena itu, OJK berharap, perbankan fokus penyaluran kredit ke UKM bisa memberikan suntikan modal tambahan kepada koperasi dan pelaku UKM untuk membiayai beban operasional yang timbul saat menggeluti bisnis yang dikembangkan. (dik)