Denpasar (Bisnis Bali) – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UKM) pada umumnya sulit berkembang karena belum bankable. Umumnya UMKM masih enggan melakukan pencatatan pengeluaran dan pemasukan aktivitas usahanya. Sehingga tak pernah melakukan evaluasi berdasarkan data yang valid.
Pengamat ekonomi, I Gede Dirgayusa, baru-baru ini menjelaskan, dari ratusan ribu pelaku UMKM di Bali, kebanyakan usahanya biasa-biasa. Namun demikian sebagian ada yang perkembangannya cukup pesat. Baru mulai usaha satu atau dua tahun sudah ada yang sukses. Artinya usahanya semakin besar dan ekonomi pengusahanya juga semakin meningkat.
”Namun pada umumnya UMKM yang ada masih konvensional. Melakukan usaha tanpa pembukuan, walaupun pembukuan sederhana atau pencatatan pengeluaran dan pemasukan setiap terjadi transaksi. Hal ini masih dianggap selepe dan menjadi beban. Enggan melakulan pencatatan dengan alasan payah dan merugikan karena menyita waktu dan tenaga. Bahkan ada yang menghitung kerugian akibat biaya beli buku dan pulpen. Padahal dengan biaya yang ditimbukan sangat kecil dibandingkan keuntungan atau pendapatan yang berlipat,” katanya sambil menyebutkan satu manfaat yang kecil saja yakni dengan memiliki pembukuan yang valid dapat dipakai alat evaluasi. Guna membuat usaha lebih berkembang.
Pemerhati UMKM, I Dewa Ngurah Dharendra juga mengakui hal sama. Umumnya pelaku UMKM belum bankable, sehingga modal menjadi kendala utama sampai saat ini. Padahal di Bali Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan bank umum sangat banyak. Bahkan sudah ada sampai ke pelosok-pelosok pedesaan terpencil. Semua LKM tersebut siap memberikan modal yang dibutuhkan UMKM. Tapi akibat banyak UMKM yang tidak memiliki pembukuan maka LKM belum berani memberikan pinjaman. Hanya yang mendapat kepercayaan saja yang diberikan dan itupun tidak sesuai kebutuhan.
”Jika UMKM punya pembukuan yakin bagi UMKM produktif akan menjadi incaran LKM. Agunan yang paling utama bagi LKM adalah usaha produktif. Usaha produktif dapat diketahui dari laporan aktivitas usaha melalui pembukuan. Maka itu kami sangat berharap semua UMKM agar tidak enggan mencatat semua aktivitas transaksi usaha. Luangkan waktu untuk membuat pembukuan yang baik yakin usaha akan berkembang. Karena pembukuan dapat dipakai bahan evaluasi untuk kemajuan usaha,” harap Dewa Dharendra. (sta)