Tabanan (Bisnis Bali) – Rumah bersubsidi merupakan idaman masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program nasional ini bertujuan mengatasi backlog perumahan yang dari tahun ke tahun meningkat. Menurut praktisi properti yang juga owner Perum Persona Rajawali, Bagio Utomo, Minggu (4/11), salah satu kendala yang dihadapi dalam mewujudkan program ini adalah sulitnya mendapatkan lahan murah khususnya di perkotaan tak terkecuali di Tabanan yang notabene harga lahan kini makin melambung tinggi.
Hal ini dipicu perkembangan kawasan Tabanan sebagai penyangga kota sekaligus jalur Jawa – Bali di mana pasar properti jadi makin berkembang. Program rumah bersubsidi yang harganya dipatok pemerintah senilai Rp148, 5 juta per unit terbilang sangat murah di Bali karena harga lahan, perizinan, pajak, dana operasional proyek, dan lainnya kini makin melambung Walaupun demikian pengembang yang mendukung program pemerintah ini mengharapkan keberpihakan dan sinergi dari pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan-kemudahan sehingga program rumah subsidi yang ditarget 1000 unit di Bali bisa terwujud.
Sebelumnya pengembang rumah subsidi, Dewa Putu Selawa menyampaikan rumah subsidi dengan fasilitas kredit khusus sangat membantu MBR. Dia sendiri mengembangkan ratusan rumah subsidi di Singaraja, berharap terjafi pemerataan pembangunan dan ekonomi masyarakat makin meningkat. Menurutnya rumah subsidi seharga Rp 148,5 juta dengan suku bunga KPR 5 persen selama 20 Tahun akan sangat membantu MBR untuk memilimi ru ah idaman yang laya, dan nyaman.
Tambahnya, rumah subsidi merupakan solusi mengatasi backlog dengan begitu masyarakat kecil yang tersingkir kepadatan penduduk perkotaan bisa memulai hidup baru di lingkungan yang tak kalah memiliki akses ekonomi yang berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan. Karena itu pembangunan rumah subsidi di satu kawasan mengutamakan penyerapan pasar setempat agar konsumen nantinya dekat dengan tempat kerja atau aktivitas ekonomi mereka sehari – hari. (gun)