Mangupura (Bisnis Bali) – Perkembangan financial technology (fintech) menjadi salah satu materi penting dunia saat ini. Inipula melatari anggota Asia Securities Forum (ASF) di Asia Pasifik menyikapi perkembangan fintech termasuk menyatakan komitmen mereka terhadap pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah ditentukan oleh PBB.
Kepala Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Karman Pamurahardja di sela-sela ASF Annual General Meeting (AGM) ke-23 di Nusa Dua, Kamis (1/11) mengatakan, perkembangan teknologi keuangan merupakan salah satu pembahasan anggota ASF yang kini mencapai 23 asosiasi dan tersebar di 18 negara.
“Fintech merupakan perkembangan yang harus ditindaklanjuti, jika tidak akan ketinggalan. Fintech menjadi pembahasan utama, bagaiamana perusahaan-perusahaan efek di Asia Pasifik menyikapai perkembangan fintech dan bisa berubah seiring kemajuan fintech tersebut,” katanya.
Ia tak memungkiri anggota saat ini masih mempelajari perusahan fintech itu seperti apa. Perusahaan efek pun harus berubah dan tidak bisa menolak hal tersebut. Perusahaan efek harus membuka diri terhadap perkembangan ini untuk menyesuikan diri terhadap perkembangan teknologi di keuangan tersebut.
Karenanya ia berharap melalui ASF-AGM di Bali ini bisa bersama-sama membahas apa saja kesulitan masing masing negara dan cara pemecahannya seperti apa. Forum tahunan yang diadakan berilir di berbagai negara ini bisa menjembatani perbedaan yang ada di antara negara sehingga ASF di Asia Pasifik bisa berkembang secara bersama.
“Selain tentunya pasar sekuritas besar di kawasan Asia-Pasifik bisa menunjukkan komitmennya terhadap pencapaian melakukan Bali Declaration Commitment to SDGs,” ungkapnya. Bentuk kongkrit dari SDGs ditujukan lewat mendukung pelestarian binatng punah, ekositem bawah laut dna lainnya. (dik)