DI tengah molornya pembayaran klaim pengguna JKN oleh BPJS Kesehatan dan penurunan pendapatan rumah sakit tipe B menyusul penerapan dan penertiban sisten rujukan online pasien JKN ke rumah sakit tipe B, menurut Nyoman Susila diperlukan strategi khusus agar rumah sakit tetap survive dan berkembang. Upaya tersebut, telah membuat BRSU Tabanan bisa melakukan peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Tabanan saat ini.
“BRSU Tabanan sebagai rumah sakit tipe B di Tabanan menyiapkan strategi dan menemukan inovasi agar bisa terus berkembang dan survive di era berubahnya paradigma masyarakat mengenai layanan kesehatan,” tutur Susila yang menjabat sebagai Direktur BRSU Tabanan.
Strategi ini sangat penting karena saat ini 74 persen pendapatan rumah sakit dari klaim pelayanan peserta BPJS-JKN, sedangkan 16 persen dari pasien umum dan pemasukan lainnya seperti uang sewa tempat ATM, biaya praktik mahasiswa, sewa gedung koperasi dan lainnya. Meski klaim pasien JKN ke BPJS untuk Agustus 2018 belum terbayarkan, namun klaim yang dibayarkan untuk Juli ternyata bisa untuk operasional BRSU hingga Oktober ini.
Selain pembayaran klaim yang kadang tidak lancar, BRSU Tabanan juga menghadapi tantangan yaitu berkurangnya kunjungan pasien JKN akibat sistem rujukan berjenjang online. Dengan diketatkannya rujukan online ini pada Oktober terjadi penurunan pasien rawat jalan ke BRSU Tabanan hingga 50 persen.
“Jika dulu bisa mencapai 600 pasien per hari, sekarang hanya 300 pasien per hari. Penurunan pasien JKN ini, tentu akan terjadi penurunan klaim pasien JKN ke BPJS Kesehatan hingga 20 persen yang artinya terjadi penurunan pendapatan BRSU Tabanan,” tandasnya.
Menghadapi itu, pihaknya terus membuat strategi dan terobosan agar bisa terus berkembang dan survive. Yakni, dengan cara melakukan peningkatan pendapatan terutama diluar kerjasama BPJS, salah satunya menjalin kerjasama dengan asuransi swasta. Strategi lainnya melakukan efisiensi pelayanan dengan tetap menjaga keselamatan pasien, seperti mencegah terjadinya piutang tidak berbayar hingga efisiensi pemakaian air, listrik dan telpon. (man)