PEREKONOMIAN belakangan ini terkesan suram, data ekonomi pemerintah beberapa ada yg menunjukkan peningkatan, tetapi data ekonomi politisi oposisi menunjukkan penurunan. Tahun politik membuat berita ekonomi menjadi simpang siur, hutang bertambah lah, pembayaran hutang terlalu tinggi lah, beban infrastruktur akibat hutang, dan sebagainya.
Namun pemerintah berkelak beban hutang masih ideal, ini adalah akibat pemerintahan masa lalu. Akibatnya Masyarakat kebingungan. Demikian Direktur PT. Skiland Development, Gede Semadi Putra mengkritisi kondisi saat ini.
Tuturnya, beberapa hari yang lalu dia bertemu beberapa pimpinan bank dari pusat (Jakarta). Mereka menanyakan bisnis properti mengalami kelesuan? Dalam hati Samawi Putra berpikir apa yg terjadi ini? Kenapa semua beranggapan ekonomi lesu?
Padahal menurutnya, di segala situasi dan kondisi ekonomi ada peluang usaha bahkan bibit keuntungan baru yang bisa kita dapat. Contoh saja properti itu tidak akan pernah mati semua orang pasti perlu rumah tinggal pengembang membuat rumah dengan harga yang mampu dibeli oleh konsumen. Caranya? contoh tanahnya diperkecil, bangunannya dibuat semi finishing, dan sebagainya.
Orang berpikir ekonomi masih lesu tapi kenapa travel fair selalu ramai, bahkan sold out setiap pameran travel ini dilakukan? Karena mereka berinovasi, beradaptasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Usaha2 retail mengalami kelesuan? Kenapa mereka tidak mulai berjualan online? Terus terang sekarang dia pun membeli barang yang diinginkan secara online jadi tak perlu repot menghabiskan waktu ke toko retail lagi.
Pada dasarnya tidak ada alasan untuk tidak beradaptasi dan berinovasi untuk usaha kita sendiri, karena ketika usaha kita sendiri tidak berjalan baik itu pasti salah kita bukan salah orang lain, bukan salah presidennya siapa, tapi memang kita yang tidak mampu mengikuti perkembangan.
Hal ini juga dialami masyarakat saat ini, kembali kepada ceritanya di atas tadi mengenai kunjungan pimpinan bank dari jakarta itu kebanyakan masih berpikir ekonomi lesu.
Ketika mindset-nya berpikir lesu semua akan terlihat lesu. Contoh begitu lewat sebuah jalan protokol provinsi terlihat sepi lalu kita beranggapan karena ekonomi lesu, padahal yang namanya traffic itu tidak selalu padat, tergantung jam, apalagi kalau jam sekolah dan lokasinya dekat sekolah ya pasti padat.
Ini adalah akibat mindset kita yang terbawa Gravitasi dan generalisasi. Kita semua mesti segera merubah mindset – maindset negatif seperti ini.
“Saya pernah membaca sebuah buku di dalam buku tersebut tertulis, ketika kita menulis tidak bisa dalam sebuah kertas, maka sampai kapan pun tidak akan berubah menjadi bisa kecuali kita menghapus kata tidak-nya,” ujarnya.
Mulai saat ini bagi semua yang beruntung membaca tulisan ini sudah saatnya defying gravity. Saatnya untuk berdiri dan tidak percaya akan segala takhayul tentang kelesuan ekonomi, jangan mau terbawa gravitasi yang negatif. Tunjukkanlah bahwa di segala situasi ekonomi kita mampu tetap survive, beradaptasi. Kini saatnya mempengaruhi orang lain dan menariknya dari tarikan gravitasi negatif tersebut, saatnya kita bergerak memajukan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik lagi. (gun)