Denpasar (Bisnis Bali) – Perusahaan yang bergerak di jasa penyaluran tenaga kerja di Jepang membutuhkan banyak tenaga kesehatan siap pakai. Tenaga kerja yang disebut care giver tersebut untuk keperluan panti jompo di Negara Jepang.
Memenuhi permintaan perusahan di Jepang, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Karunia Dewata memberikan pelatihan dan pendidikan serta pengurusan dokumen sampai asrama gratis. Semuanya perusahan yang membiayai, dan tenaga kerja yang siap untuk bekerja di Jepang tinggal mengikutinya. Hal ini dikatakan Direktur LPK Karunia Dewata Ignatia Sundari baru-baru ini disela-sela pemberangkatan 12 tenaga care giver perdana ke Jepang.
Menurut Ignatia Sundari, beberapa perusahan di Jepang yang sudah menjalin kerjasama dengan LPK Karunia Dewata di antaranya perusahaan Iryo Houjin Meiwakai, persusahan Kaigo Fukushi Service , Yuugen Gaisha Life Create , Social Welfare Corp Kabe Daimonji, dan lainnya. Tenaga kerja care giver ini akan bekerja mendampingi orang tua lanjut usia yang tinggal di Panti Jompo. Pekerjaannya tidak sulit hanya diperlukan bahasa yang bagus. Sehingga mampu diajak berkomunikasi oleh para lansia.
”Kami membutuhkan banyak tenaga kesehatan untuk bekerja mendampingi lansia di Panti Jompo. Lansia hanya memerlukan teman untuk ngobrol. Maka itu tenaga care giver wajib memiliki sertifikat bahasa Jepang pada level N4 dan N3. Nah untuk mempersiapkan mendapatkan sertifikat diperlukan waktu sampai satu tahun lebih. Hal inilah menjadi kendala kami belum mampu memenuhi kebutuhan perusahan di Jepang. Seperti sekarang ini kami baru mampu mengirim 12 tenaga care giver. Dan sudah.sampai di Jepang dan ditangani perusahan,” katanya.
Pada Rabu malam LPK Karunia Dewata telah memberangkatkan 12 orang tenaga magang perawat care giver ke Hiroshima Jepang. Mereka terdiri dari 10 perempuan dan 2 laki-laki. Mereka akan dimagangkerjakan di tiga perusahaan yang berada di bawah naungan koperasi Nihon Kaigo Jigyo Kyodo Kumiai.
Pemberangkatan ini memiliki arti penting bagi LPK Karunia Dewata yang berkedudukan di Kedonganan, Kuta, Badung. Karena sejak program magang care giver digulirkan oleh pemerintah Jepang pada 1 Nopember 2017 lalu, kelompok ini merupakan peserta magang care giver angkatan ke 3 yang masuk ke Jepang.
Setelah peserta dari China (angkatan pertama), peserta dari LPK Minori Jakarta (angkatan kedua), sedangkan peserta dari LPK Karunia Dewata adalah angkatan ketiga. Untuk kebutuhan sebenarnya sangat banyak, namun minimnya peserta magang kerja care giver bisa masuk ke Jepang karena persyaratan dari Imigrasi Jepang yang menuntut peserta harus memiliki Sertifikat Kemampuan Bahasa Jepang minimal N4 atau bahkan N3.
”Sebenarnya LPK Karunia Dewata mentargetkan 100 tenaga care giver yang diberangkatkan dalam setahun. Namun karena kendala proses sertifikat bahasa maka baru 12 orang yang sudah dikirim,” tegasnya.
”Kami juga mengundang para lulusan sekolah kesehatan mulai dari lulusan SMK Kes Jurusan Perawat, lulusan D3, D4, S1 Keperawatan maupun Kebidanan. Selama masa pelatihan bahasa Jepang para peserta dibebaskan biaya belajar, biaya asrama dan biaya makan. Setelah mendapatkan sertifikat N3 para peserta juga ditanggung biaya dokumen sampai visa dan tiket pemberangkatannya.” (sta)