Tabanan (Bisnis Bali) – Guna pelestarian lingkungan, pariwisata, hingga olahraga, Kecamatan Kerambitan membuat terobosan UMaurip. Salah satu program tersebut dilakukan dengan upaya pelestarian burung hantu Tyto Alba.
Launching tersebut ditandai dengan meresmikan tulisan Umaurip dan tulisan Timpag diiringi pelepasan Tyto Alba, oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dan Camat Kerambitan I Gede Sukanada di Desa Timpag Kerambitan, Jumat (19/10). Acara launching juga dilanjutkan dengan jalan santai yang diikuti siswa siswi sekolah Kerambitan di area jogging track.
Gede Sukanada mengungkapkan, kegiatan ini merupakan rangkaian Festival Kerambitan IV yang berlangsung hingga Minggu (21/10) mendatang. Fokus program UMaurip tersebut antara lain pelestarian burung hantu untuk menjaga populasi Tyto Alba serta mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan.
“Salah satu program inovatif UMaurip adalah program pelestarian burung hantu Tyto Alba. Tyto alba merupakan spesies burung hantu berukuran besar yang mudah dikenali sebagai burung hantu putih,” tuturnya.
Sementara itu, Sanjaya memberikan apresiasinya atas program inovatif tersebut. Bercermin dari kondisi tersebut, gagasan menjadikan desa wisata adalah sangat tepat. Sebab, jika hanya mengandalkan konsep pariwisata, ke depannya akan menjenuhkan.
Berbeda halnya ketika mengadopsi Desa Wisata, para wisatawan akan mendapatkan sesuatu dan nuansa yang baru dengan alam. Selain itu dengan adanya desa wisata, semua komponen masyarakat akan menjaga lingkungannya dengan baik.
“Ini merupakan momentum yang sangat baik bagi kita untuk melestarikan alam dan lingkungan. Saya sangat mengapresiasi dan mendukung program ini,” ujarnya.
Pemerintah akan senantiasa memberikan dukungan. Harapannya, dengan sumber daya alam dan lingkungan yang dimiliki, harus diimbangi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dan berkualitas, sehingga semua program ini akan dapat berlangsung dengan baik. (man)