Denpasar (Bisnis Bali) – Pelaksanaan annual meeting IMF-WB di Bali yang telah berlangsung kurang lebih 2 pekan, diprediksi memberi kesempatan bagi peningkatan pasar ekspor produk hasil kerajinan masyarakat Bali. Meskipun secara kuantitas belum dapat dipastikan, namun ajang pertemuan dunja tersebut diyakini akan berdampak pada kinerja ekonomi Bali.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali, I Putu Astawa, Kamis (18/10), menilai ajang IMF di Bali secara tidak langsung dapat meningkatkan citra Bali, sebagai tujuan wisata dengan aneka produk kerajinan.
“Kita memang belum bisa secara kuantitatif menjabarkan jenis produk apa yang akan ada peningkatan ekspor, karena event baru saja selesai. Yang jelas melalui Pelaksanaan IMF-WB ini, akan ada dampak bagi perekonomian Bali kedepan,” ujarnya.
Dilihat dari peserta pameran, memiliki pandangan sangat positif terhadap meningkatnya penjualan produk nantinya terutama ekspor. Beberapa produk kerajinan Bali yang dipromosikan dalam ajang tersebut, seperti perhiasan terutama perak, fashion (kain tenun), alas kaki, produk spa, hingga jenis kerajinan seperti uang kepeng dan sebagainya. Diprediksi perhiasan dan kain tenun songket sangat prospektif berkembang pada pasar ekspor nantinya.
Dirinya sangat optimis IMF-WB memberi peluang yang cukup besar dalam memperluas pasar ekspor produk Bali. Terlebih lagi ajang ini mampu menghadirkan sekitar 19.000 delegasi dari 189 negara di dunia.
“Jika melihat dari kunjungan Raja Arab sebelumnya, itu telah mampu meningkatkan pasar ekspor funiture hasil karya masyarakat Bali, sehingga kedepan beberapa produk lainnya pun memiliki peluang yang sama,” ujarnya.
Dilihat dari catatan ekspor di Disdagprin 3 tahun terakhir, diungkapkannya, ekspor funiture mengalami kenaikan hingga 57.83 persen pada tahun 2017 dibanding dari pencapaian ekspor tahun sebelumnya. Tahun 2017 tercatat nilai ekspor funiture mencapai 36 juta dolar AS, sedangkan tahun 2016 tercatat hanya 22,9 juta dolar AS. Sementara hingga Juli 2018 nilai ekspor produk funiture telah mencapai 18,5 juta dolar AS. Sementara itu, dilihat dari tujuan negara ekspor khususnya Arab mengalami peningkatan hingga 341,45 persen pada Juli 2018, dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. (wid)