Mangupura (Bisnis Bali) – Endek Jepun sebagai maskot Kabupaten Badung, sudah mulai dikenal masyarakat dan semakin banyak peminatnya. Endek Jepun bahkan sudah mulai diproduksi di kabupaten Badung.
K Ayu Hetty Indra Dewi, SS perintis pertenunan Jepun Bali di Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung menuturkan, permintaan endek Jepun makin meningkat tiap harinya karena berbagai kegiatan lomba di Badung mewajibkan menggunakan endek Jepun.
“Saya berharap ke depannya endek Jepun tak hanya dikenal dan digunakan di kabupaten Badung. Makanya kami berupaya mendesain busana menggunakan bahan baku endek Jepun,” tuturnya.
Jadi endek Jepun tak monoton ditawarkan dalam bentuk kamben, namun juga dalam berbagai busana yang didesain sangat modis dan mengikuti tren busana yang ada di pasaran.
“Kalau kami tawarkan dalam bentuk busana siap pakai, lebih banyak peminatnya. Karena belakangan busana endek memang sedang tren dan mulai digunakan dalam berbagai kegiatan baik formal maupun informal,” tukas alumni Sastra Inggris, Universitas Warmadewa tersebut.
Harga endek jepun dalam bentuk kamben dibandrol Rp250 untuk masyarakat lokal, namun untuk wisatawan harganya bisa dua kali lipat karena mereka sangat menghargai hand made. Sedangkan untuk busana harganya tergantung pada desain.
Ia berharap endek Jepun dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat tak hanya di Bali, namun juga masyarakat internasional. “Sebagai daerah pariwisata, kami berupaya menawarkan produk masyarakat lokal. Astungkara wisatawan yang datang sangat tertarik dengan produk handmade,” ungkapnya.
Dikatakan customernya 75% adalah wisatawan dan 25% baru masyarakat lokal. Ia berharap dengan demikian bisa lebih memperkenalkan produk lokal kepada masyarakat dunia. Hal tersebut juga dipengaruhi dengan melihat langsung proses pembuatan tenun ikat di pertenunan, wisatawan lebih tertarik untuk membeli. “Melihat proses pembuatan endek mulai dari helaian benang hingga menjadi lembaran kain. Wisatawan sangat tertarik, bahkan ingin belajar membuat,” tukasnya. (pur)