PEMASUKAN devisa negara selama ini terlihat nyata melalui sektor pariwisata. Dewan Pembina Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Bagus Sudibya mengatakan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) yang berlibur ke Bali dan ke Indonesia secara umum akan menentukan pendapatan devisa negara.
Pria kelahiran Karangasem ini mengungkapkan penambahan devisa tentu akan memperkuat nilai rupiah. Ini terutama saat kondisi nilai rupiah yang melemah atas nilai dollar AS. Jumlah devisa dari sektor pariwisata bisa dihitung. Ini jumlah wisman yang berlibur ke Bali dikalikan uang yang mereka belanjakan atau uang ditukar untuk dibelanjakan di Bali. ” Ini bisa diperhitungkan dalam setahun,” ucap Ayah Empat Anak ini.
Ia menilai pemasukan neto devisa lndonesia terutama berasal dari sektor pariwisata. Dalam penurunan rupiah terhadap dollar AS sektor pariwisata tetap selalu merasa diuntungkan. Ketua ASITA Wilayah Bali, NTT, NTB ini memaparkan setiap perbedaan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan membuat produk pariwisata Bali semakin kompetitif. Produk pariwisata Bali akan semakin bersaing dari sisi harga.
Ia meyakinkan, akibat penguatan dollar AS kegiatan berlibur ke luar negeri (outbound) akan menjadi semakin mahal. Biro Perjalanan Wisata (BPW) yang menawarkan paket wisata outbound mesti menjual rupiah untuk membeli valuta asing.
Ini seperti saat nilai dollar yang menguat maka pembelian uang dollar menjadi semakin mahal. ” Wisata outbound ini akan banyak menguras cadangan devisa negara ,” Konsul Kehormatan Afrika Selatan ini.
Bagus Sudibya menambahkan pemerintah perlu membuat himbauan kepada masyarakat menengah ke atas di Indonesia sedapat mungkin berlibur di dalam negeri. Ini selaras program pemerintah kenali negerimu cintai negerimu. (kup)