Mangupura (Bisnis Bali) – Guna mendukung Bali clean and green province PLN akan memilih Bahan Bakar Gas (BBG) untuk pembangkit tenaga listrik di Bali. Ke depan, bahan bakar pembangkit diharapkan bisa dikonversi ke gas.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, Djoko Rahardjo Abumanan dan Direktur Utama PT Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani menyampaikan dukungannya terhadap Bali Clean and Green Province.
Inten Cahyani menjabarkan, mesin pembangkit di Bali memiliki empat pembangkit yaitu di PLTDG Pesanggaran, PLTGU Pemaron, PLTG Gilimanuk serta PLTU Celukan Bawang yang dikelola swasta. PLTDG menggunakan gas dan diesel. Diesel pun disarankan menggunakan bahan bakar gas. PLTGU Pemaron yang semula menggunakan minyak akan dikonversi ke gas. PLTG Gilimanuk juga menggunakan gas.
“Karena gas ini perlu upaya untuk bisa mendapatkan supply, mudah – mudahan ini dengan dukungan Gubernur Bali bisa menjaga keamanan pasokan dan kontinyuitasnya,” jelasnya.
Ia pun telah mendukung visi misi Gubernur Bali yaitu dengan adanya PLTDG Pesanggaran yang telah menggunakan BBG sesuai harapan Gubernur Bali. “Jadi wujud MoU ini, kami akan bergerak,” imbuhnya.
Tak hanya itu, PLN juga menandatangani MoU dengan Pemda Bali terkait Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang berkaitan dengan masalah lingkungan. “Pemerintah Bali ingin menyelesaikan masalah sampah dari sisi lingkungan. Di sisi lain juga mendapatkan manfaat berupa energi listrik,” ungkapnya.
Rencana pembangunan PLTSa, empat kabupaten sudah konfirmasi untuk memasok sampahnya. “Tinggal kami Indonesia Power yang mengelola pembangkitnya. Saat ini kami sedang tender. Mudah – mudahan Oktober kami bisa mengevaluasi dan mendapatkan nominasi calon investor berkolaborasi dengan kami,” harapnya. (wid)