Saham Perbankan tetap Potensial di tengah Pelemahan Rupiah

352

Mangupura (Bisnis Bali) – Pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat menyentuh Rp15.000 per dolar AS rentan menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meski demikian, saham-saham emiten perbankan masih potensial tumbuh dan layak untuk dipilih.

Analisis dari Panin Sekuritas Pande Suarsana di Kuta, Rabu (3/10) menilai, secara umum kondisi pelemahan rupiah sudah pasti akan menekan pergerakan IHSG ke zona hijau.

“Sepanjang rupiah terdepresiasi di atas Rp15.000  per dolar AS sepertinya akan membuat IHSG melemah. Harapannya kini IHSG bisa kembali ke zona hijau,” katanya. Sementara saham-saham yang berpotensi naik diakuinya dari saham emiten yang berorientasi ekspor dan dollar earner.

Sementara itu analis sekuritas lainnya Arianta menilai pergerakan rupiah yang menyentuh Rp15.070 per dolar AS secara tidak langsung membuat IHSG akan melemah dengan prediksi 5.850-5.860.

“Kendati saham perbankan sempat menyumbang pelemahan IHSG namun potensi untuk tumbuh masih memungkinkan dan layak untuk dipilih,” katanya.

Alasan saham-saham perbankan masih potensial di tengah pelemahan rupiah, kata dia karena industri lembaga keuangan ini masih menunjukkan pertumbuhan. Kinerja perbankan masih tetap on the track otomatis harga sahamnya akan bergerak naik lagi. Adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 reverse repo rate telah diantisipasi pengelola bank.

Bank tentu telah membuat kesiapan, terutama bank-bank kuat seperti emiten BBNI dan BBCA. Itu menunjukkan sektor perbankan tidak mengalami masalah dan tetap menjadi incaran investor.

“Bank-bank masih mampu berkinerja baik di tengah pelemahan rupiah dan suku bunga yang merangkak naik,” terangnya. (dik)