Usia Tanaman Anggur, Pengaruhi Hasil Produksi

5326

Singaraja (Bisnis Bali) – Sektor perkebunan kelas besar memiliki potensi keuntungan berlimpah. Salah satu contoh budidaya perkebunan yang memberikan prospek cukup bagus adalah perkebunan tanaman buah yang telah menjadi kebutuhan pokok. Salah satunya perkebunan anggur hitam. Budidaya anggur hitam hanya dibisa dijumpai di Buleleng bahkan menjadi salah satu ikonnya Bali Utara.

Buah anggur dapat dikatakan buah berkelas mengingat hanya bisa dijumpai di Buleleng bagian barat seperti Kecamatan Banjar dan Gerokgak. Di sisi lain konsumen dari buah anggur umumnya dari kalangan menengah karena itu tak heran  usaha perkebunan anggur memiliki peluang yang menjanjikan.

Hal itu juga diakui salah seorang petani anggur Made Srinadi dari Desa Dencarik belum lama ini jika berkebun anggur memiliki prospek pasar yang baik. Namun tak dapat dipungkiri sebagai petani salah satu kendala yang menghambat produksi anggur adalah cuaca.

Meski demikian dengan kondisi cuaca yang baik atau memasuki musim panas, petani mampu memanen anggur dengan maksimal. Dimana dari 50 are lahan anggur mampu memproduksi hingga  7 – 8 ton per sekali panen dengan harga jual di petani mulai Rp9000 per kilogramnya.

“Karena kita ada 3 sampai 4 kloter panen jadi harga menyesuaikan kualitas buah,”terangnya.

Usia tanaman juga sangat mempengaruhi hasil produksi anggur. Dimana rata – rata  usia pohon anggur mencapai 18 tahun. Sehingga semakin tua pohon produksi semakin menurun. “Kalau tanaman anggur memasuki masa produktif produksinya mencapai 10 ton sekali panen,” terangnya. (ira)