SEBAGAI sentra pertanian, kabupaten Tabanan tak hanya kaya hasil produk pertanian lahan basah (padi), daerah lumbung pangan ini juga kaya hasil produksi kopi. Bahkan jumlah varian kopi di pasaran hasil petani Tabanan cukup banyak sesuai potensi desa di masing-masing BUMDes.
“Tabanan memiliki banyak farian produk kopi saat ini. Terbaru, kami coba garap dengan merangkul produksi kopi yang dihimpun oleh BUMDes Jatiluwih dalam bentuk Kopi Celepuk Jatiluwih,” tutur Made Pasek.
Kabag Perencanaan Perusahaan Daerah Darma Santhika (PDDS) Tabanan ini menilai, produk Kopi Celepuk produksi Jatiluwih memiliki dua pilihan rasa. Yakni, kopi Robusta dan kopi Robusta yang di mix dengan beras merah. Perpaduan kopi dan beras merah ini merupakan hal baru dan merupakan salah satu adopsi dari potensi Jatiluwih yang memang kaya akan potensi beras merah selama ini.
“Dua varian kopi tersebut sempat ditawarkan dalam ajang festival Jatiluwih, dan hasilnya cukup direspon baik oleh pasar,” tuturnya.
Kopi Celepuk Jatiluwih sebelumnya dipasarkan melalui BUMDes Jatiluwih. Namun dalam penjualannya mengalami kendala dan kemasan. Bercermin dari kendala tersebut, BUMDa atau PDDS kemudian ikut membantu pemasaran dengan menyerap sekitar 50 kg, sekaligus melakukan labeling yang sebelumnya hanya dijual dalam kemasan plastik polos.
Sementara itu, dari kualitas rasa, Kopi Celepuk Jatiluwih ini tak kalah dengan merek kopi lainnya. Terlebih, cita rasa yang ditawarkan dalam Kopi Celepuk Beras Merah. Ia nilai, perpaduan kopi dengan beras merah yang merupakan produksi organik petani Jatiluwih memberikan sensasi rasa yang khas.
“Sangat pas bagi pecinta kopi yang menginginkan menikmati kopi dengan aroma lembut, namun tanpa mengurangi cita rasa kopi itu sendiri,” tegasnya. (man)