Gianyar (Bisnis Bali) – Bank Sampah LPD Desa Pakraman Ketewel kian berkembang. Hingga Juni 2018 jumlah tabungan sampah sudah mencapai Rp49 juta. Anak perusahaan dari LPD Desa Pakraman Ketewel inipun mampu mencatat laba hingga Rp1,3 juta per Juni 2018.
Kepada LPD Desa Pakraman Ketewel, I Ketut Wardika, SE, saat ditemui di Ketewel, Senin (17/9) mengatakan, bank sampah yang sudah dijalankan dari 2015 lalu telah memiliki lebih dari 1.500 nasabah. Bank sampah fokus pada pengelolaan sampah an-organik dengan mengajak masyarakat mengumpulkan sampah plastik yang dapat di daur ulang.
Program bank sampah ini merupakan program yang membeli sampah dari masyrakat. Hasil penjualan tersebut bisa langsung ditabung di LPD Ketewel yang sewaktu-waktu bisa ditarik oleh masyarakat yang menjadi nasabah.
“Selain membantu mewujudkan Desa Pakraman Ketewel yang terbebas dari sampah, tentunya program ini juga memberikan pendapatan bagi masyarakat,” ujarnya sembari mengatakan, nasabah bank sampah lebih banyak ibu-ibu PKK.
Harga beli dari sampah yang dikumpulkan ini cukup tinggi. Mulai dari Rp200 hingga Rp1.000 per kilogram untuk sampah kertas, jenis plastik emberan Rp1.000 per kilogram dan untuk jenis botol plastik bersih harganya bisa mencapai Rp3.000 perkilogram. Setelah terkumpul, pihaknya akan memilah kembali sampah tersebut sesuai jenisnya.
“Kami memiliki gudang penyimpanan dan dua tenaga yang khusus untuk memilah sampah-sampah yang terkumpul. Setelah sampah-sampah itu dipilah sesuai jenisnya maka, kami langsung menghubungi pengepul yang memang sudah memiliki ikatan kerjasama,” ungkapnya.
Selain bank sampah, untuk menciptakan lingkungan Desa Pakraman yang bersih, LPD Desa Pakraman Ketewel juga memiliki unit penanganan sampah (UPS) yang sudah berdiri sejak 2011 silam. Program yang memiliki 3 armada pengangkutan sampah ini membantu membebaskan masyarakat dari permasalahan sampah,termasuk sampah organik. (wid)