Angkatan Pertama Akademi Desa 4.0 Diwisuda di Surabaya

311

Mangupura (Bisnis Bali) – Kementerian Desa melalui Balai Latihan Masyarakat seluruh Indonesia khususnya Balai Latihan Masyarakat Denpasar melaksanakan pelatihan untuk pertama kalinya kepada pengurus BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) yang berbasis atau versi Akademi Desa 4.0. Setelah mengikuti pelatihan para peserta Akademi Desa 4.0 dari seluruh Indonesia diwisuda  di Universitas UPN, Surabaya, Selasa (18/9).

Kepala Balai Latihan Masyarakat Denpasar, Drs. Mulyadin Malik, M.Si, memaparkan Akademi Desa 4.0 adalah pelatihan yang berbeda dengan pelatihan sebelumnya.

“Pelatihan ini merupakan konsepsi langsung dari bapak Menteri Desa yang dilaksanakan oleh semua Balai Latihan Masyarakat di seluruh Indonesia.  Akademi Desa 4.0 digelar karena kita memasuki era revolusi industry 4.0 dengan tanda pemanfaatan teknologi digitan dan intrenet, sehingga ini sangat penting bagi para pengurus BUMDes,” terang Mulyadin, Minggu (16/9) di Kantor Balai Latihan Masyarakat Denpasar di Jalan Kayu terang.

Pelatihan ini banyak melakukan kegiatan selain di dalam kelas juga peninjauan di lapa Aya No. 101 Seminyak, Kabupaten Badung.

Akademi Desa 4.0 akan dilaksanakan secara berkesinambungan, tiap angkatan peserta akan berjumlah 30 orang dan pelatihan perdana ini diambil dari Kabupaten Jembrana.

“Saya harapkan teman-teman yang sudah mengikuti pelatihan dapat membawa informasi ini kepada pengurus BUMDes lainnya di desa-desa di Jembrana dan seluruh kabupaten kota di Bali, serta NTT dan NTB,” harapnya.

Akademi Desa 4.0 ini bertujuan mendorong angkatan kerja di Indonesia khususnya BUMDes agar bisa memanfaatkan teknologi digital untuk memacu produktivitas di BUMDes. Selain itu Akademi Desa 4.0  juga untuk lebih meningkatkan pemanfaatan digital agar lebih optimal dalam perindustrian nasional diawali dari desa.

“Sekarang dengan BUMDes yang memiliki berbagai unit usahanya yang terus berkembang, tentunya harus menggunakan cara-cara modern terkait pemasaran yaitu dengan cara online. Kemudian produksi dan packaging juga bisa dilihat di intrenet, ini mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi melalui inkubasi bisnis sehingga banyak wirausaha berbasis teknologi yang tumbuh di desa-desa,” tandasnya.

Selama ini persoalan yang dihadapi BUMDes lebih pada iklim usaha yang belum kondusif dan bidang pemasaran. “Kalau permodalan tidak jadi masalah dengan adanya dana desa yang bisa dialokasikan untuk pembentukan BUMDes. Nah, persoalan pemasaran yang jadi masalah,di era 4.0 ini bisa diatasi dengan penguasaan dan pemenfaatan teknologi informasi dan media sosial,” tukasnya.

Karenanya Balai Latihan Masyarakat Denpasar dengan ruang lingkup kerja Bali, NTT dan NTB  berupaya terus mendorong kemandirian desa melalui pengelolaan BUMDes secara optimal untuk kemajuan desa. (pur)