Denpasar (Bisnis Bali) – Penguatan nilai dolar AS dinilai menguntungkan pelaku pariwisata. Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali, Nyoman Nuarta Minggu (16/9) mengatakan, penjualan paket tour (optional tour) menggunakan rate dolar AS sehingga ada selisih penjualan tour jika ditukarkan dalam bentuk rupiah.
Penurunan nilai rupiah ini juga berdampak positif terhadap aktivitas pramuwisata ketika wisatawan berbelanja menggunakan dolar. Ketika wisatawan membeli optional tour berdampak pada pendapatan guide dan travel.
Salah satu contoh tour Kintamani dijual 40 dolar AS yang sebelumnya dengan rate Rp12.000 per dolar AS sehingga total biaya tour Rp480.000. Jika saat ini rate per dolar AS Rp15.000 akan ada kenaikan pendapatan dari selisih nilai mata uang rupiah yang melemah.
Pelemahan nilai rupiah terhadap nilai dolar AS tak akan mempengaruhi peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali. Ini dikarenakan wisman berkunjung ke Bali disesuaikan jadwal berlibur mereka.
Penurunan nilai rupiah tidak hanya terjadi tahun ini. Kondisi serupa juga pernah terjadi pada 1998. Â Seperti pelemahan nilai rupiah 1998 silam, tak ada penambahan kedatangan wisman ke Bali. Fenomena kedatangan tahun 1998 bisa menjadi gambaran kedatangan wisatawan tahunini.
“Justru pelemahan rupiah dan penguatan dolar tak berpengaruh signifikan dengan keinginan wisman berlibur ke Bali,” tegasnya. (kup)