“APABILA kita tidak berani memulai, maka tidak akan bisa mengevaluasi diri.” Demikian ungkapan pria yang bernama Drs. I Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si saat ditemui Sabtu (15/9) lalu. Kata bijak itu dilontarkan, saat ditanya tentang kisah merintis LPD Desa Pakraman Talepud, Tegalalang, Gianyar sejak 1989 lalu.
Pria kelahiran 23 September 1964 ini memang sangat fasih jika diajak bicara tentang LPD walau sesungguhnya latar belakang pendidikannya fakultas keguruan. Sejak menamatkan pendidikan langsung mengabdikan dirinya menjadi kepala LPD.
“Cita-cita saya memang menjadi guru namun jodoh berkata lain, saya malah menjadi guru bagi LPD,” ungkap Ketua Badan Kerjasama (BKS) LPD Prilovinsi Bali ini.
Saat ini suami dari Putu Sutrepti ini, mengemban kepercayaan dari LPD seluruh Bali melalui Musda LPD Bali untuk menjadi komandan periode 2017-2022 yang merupakan periode kedua kalinya.
“Ini adalah amanat dan kepercayaan dari semeton LPD yang mesti saya emban dengan sebaik-baiknya,” ungkap pria yang suka berpantun ini
Disinggung tentang oknum kepala LPD yang akhir-akhir ini mencuat karena melakukan penyimpangan, Cendikiawan menaggapi dengan sederhana dari aspek rwa bhineda.
Positifnya agar dijadikan pelajaran sehingga kepala LPD yang lain tak melakukan hal yang sama. Demikian dia mengharapkan agar pemberitaan juga berimbang, tidak hanya dimuat yang bermasalah.
“Oleh karenanya, sinergi antara semua komponen masyarakat Bali, untuk bersama membangun Bali tentu adalah wujud bakhti kita pada adat seni dan budaya berlandaskan agama Hindu. Jika tidak berani memulai kapan kita bisa mengevaluasi diri,” imbuhnya mengakhiri perbincangan. (wid)