Amlapura (Bisnis Bali) – Keuntungan industri kreatif seperti kerajinan, selama ini lebih banyak dinikmati oleh calo, seperti sopir pengantar wisatawan. Ke depan perajin mesti lebih diberdayakan.
Hal itu disampaikan salah seorang pengamat dari kalangan pemerintahan, Eka Tirta, pada focus discussion grup Junior Chamber Indoensia ( FGD CJI) di Karangasem. Pihaknya mengetahui kalau sopir atau pramuwisata lebih banyak menikmati keuntungan dari wisatawan yang dipandunya dan membeli souvenir.
‘’Saya juga kerap mengantar wisatawan dan melihat barang kerajinan atau souvenir lebih banyak dinikmati sopir wisatawan dan bukan perajin itu sendiri. Ke depan sistem perdagangan itu perlu diatur, sehingga perajin merasakan keuntungan lebih besar karena usaha dan kreativitasnya,’’ paparnya.
Menurut pria asal Labuhan, Manggis itu, di Karangasem potensi yang dimiliki lumayan besar. Contohnya, di bidang pertanian. Di Karangasem juga petani menghasilkan banyakbuah kelapa. Namun harga kelapa saat ini turun.
‘’Petani lokal perlu lebih banyak menyerap teknologi dan mereka mesti mengambilalih teknologi yang sudah diterapkan di negara-negara maju. Kalangan JCI itu perlu menjadi pionir dan motivator,’’ paparnya.
Eka juga melihat pentingnya penguatan ekonomi masyarakat desa khususnya di Karangasem, yang juga ada belasan ribu pegiat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Penguatan ekonomi masyarakat itu penting, sehingga masyarakat di perdesaan mampu mandiri bersaing menghadapi dampak ekonomi global.
Selama ini, sektor pertanian dan UMKM di Indonesia juga sejak lama dikenal tahan terhadap guncangan ekonomi dan imbas gejolak ekonomi global.
Sementara itu, pengamat lainnya Permana Wahyuni menyampaikan, sebenarnya di Karangasem sudah lama dilakukan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia. Pelatihan banyak dilakukan lembaga pendidikan dan peserta pelatihan disiapkan juga untuk bekerja atau dikirim ke Jepang.
Salah satu koperasi yang sudah lama bekerjasama dengan lembaga pelatihan di Bali khususnya dari Karangasem yakni Koperasi Scuba di jepang. Baru itu satu-satunya usaha atau koperasi yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan itu mau bekerjasama menerima naker dari Bali untuk magang kerja di usahanya.
Pada FGDJCI yang dimotori JCI Indonesia melibatkan kalangan JCI empat negara. Selain JCI Indonesia, hadir juga mengikuti pertemuan informal CJI Jepang, Korea dan Taiwan.
Pada pertemuan informasil JCI empat negara itu, peserta setuju ke depan dilakukan kerjasama lebih luas dan lebih banyak. Selain itu perlunya juga lebih intens dilakukan pertukaran pelatih serta guru, sehingga terjadi pertukaran pengalaman dan saling alih atau serap keterampilan dan teknologi, demi kemajuanbersama khususnya antar negara Asia. (bud)