Tabanan (Bisnis Bali) – Tekstil dan produk tekstil (TPT) Bali memiliki keunggulan sehingga optimis bisa bersaing di pasar bebas. Selain itu pengembangan inovasi secara bisa meningkatkan minat beli pasar dalam negeri juga eskpor. Demikian Owner Million Moda, Siska, Rabu (12/9).
Tekstil Bali seperti kain tradisional dan busana jadi memiliki daya tarik. Selain kekhasannya dengan motif bergengsi, kualitas rancang desain yang relevan dengan kebutuhan pasar kekinian juga membuka peluang bagi industri di daerah meningkatkan produksi.
Busana pendek maupun lainnya sudah dibutuhkan pasar dalam negeri serta berpeluang ekspor. Ini yang mesti dioptimalkan sehingga memberi dampak positif terhadap banyak sektor. Penyerapan desainer, tenaga kerja, bahan baku, dan lainnya diharapkan meningkatkan industri padat karya ini ke depan.
Pebisnis TPT, Aryawati menyampaikan bisnis tekstil dinamis karena peluang pasarnya terus berkembang. Dengan strategis yang tepat diharapkan bisnis ini bisa dimanage dengan baik. Meningkatkan kualitas produk tekstil Bali tentu saja tak cukup mengandalkan keunggulan yang ada saja.
Namun upaya regenerasi kalangan desainer dan lainnya lewat pelatihan yang terus bergulir diharapkan makin mampu meningkatkan daya saing industri TPT daerah dan dalam negeri. Berdasarkan data BPS Bali, 10 besar negara tujuan ekspor dari Bali yakni Amerika Serikat 28,98 persen,, Australia 24,81 persen, Singapura 8,28 persen, Jepang 6,91 persen, Hongkong 5,45 persen, Perancis 3,02 persen, Tiongkok 2,73 persen, Thailand 2,68 persen, Jerman 2,67 persen, Inggris 2,35 persen, dan sebanyak 26,11 persen.
Salah satu komoditi andalan yang menembus sejumlah pasar itu yakni pakaian jadi bukan rajutan dan lainnya. Cina selama ini menjadi pesaing utama khususnya produk tekstil Indonesia dan Bali karena harganya sangat murah jika dibandingkan dengan produk lokal. (gun)