Singaraja (Bisnis Bali) – Teknik budidaya dengan sistem hidroponik belakangan ini kian populer di kalangan petani. Tren hidroponik yang makin diminati ini selain untuk mendukung minat genarasi muda bertani juga makin tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi sayuran atau buah-buahan higienis.
Untuk di Buleleng budidaya dengan sistem hidroponik masih tergolong baru dan masih dalam skala kecil sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar yang kian meningkat. Di salah satu kelompok tani Lumbung Hidroponik di kawasan Sambangan Singaraja yang diketuai oleh Ketut Sugiarta Putra ini salah satunya. Melihat tingginya respon pasar terhadap sayuran hidroponik, pihaknya mencoba mengembangkan dengan menggandeng sejumlah petani hidroponik menjadi suatu kelompok tani.
Namun upaya tersebut belum mampu untuk memenuhi permintaan pasar khususnya masyarakat yang merupakan pelanggan tetap. Hal itu dikarenakan selain petani hidroponik yang ada di Buleleng masih sangat minim dan berskala kecil, juga terkendala permodalan pada pembuatan instalasi hidroponik. “Kita tahu modal untuk pembuatan instalasi juga cukup besar, “tuturnya.
Berbagai komoditi sayur seperti kangkung, sawi hijau, seledri, fakcoi dan selada hidroponik laris terjual setiap harinya. Peluang bisnis yang didapatkan dari budidaya hidroponik ini juga menjanjikan karena dapat mengangkat nilai jual produk hidroponik itu sendiri. Seperti kangkung dijual Rp7.000 per ikat atau 1/2 kilogram lengkap dengan kemasan dan label khusus agar produk lebih higienis.
Pihaknya berharap ke depan bisa bersinergi dengan pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng agar dapat semakin mengembangkan budidaya dengan sistem hidroponik ini. (ira)