Tabanan (Bisnis Bali) – Di tengah kelesuan ekonomi yang ditandai melemahnya daya beli konsumen, kalangan perbankan menilai sektor mikro di Kabupaten Tabanan masih bisa tetap berjalan. Itu pula yang membuat masih terkendalinya kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) untuk sektor tersebut.
Kepala Bank BRI Cabang Tabanan, Anditya Mahendra Krishna, mengungkapkan, hingga kini sektor usaha mikro di Kabupaten Tabanan masih tetap eksis dan berdaya saing. Itu yang membuat sektor tersebut kecil sumbangan terhadap NPL, khususnya kredit program pemerintah dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama ini.
“Untuk KUR usaha mikro ini sampai Rp25 juta, dan selama ini untuk pengembalian atau pembayaran kredit dari para debitur KUR tersebut tetap terbayarkan dengan baik,” tuturnya.
Bercermin dari kondisi tersebut, bisa dibilang sektor usaha mikro di Tabanan belum berdampak signifikan terkena imbas dari kelesuan ekonomi sekarang ini. Itu diperkuat juga dengan selalu ramainya pengunjung maupun nilai transaksi yang terjadi di tingkat pedagang pasar tradisional selama ini.
“Contoh saja, meski beberapa harga bahan baku pangan kian mahal, namun tetap saja dibeli oleh konsumen karena memang menjadi kebutuhan utama,” ujarnya.
Meski begitu, pihaknya tetap melakukan pendampingan kepada debitur untuk bisa menjaga agar NPL selalu terjaga. Terpenting, debitur dalam pemanfaatan kredit modal ini murni untuk pengembangan usaha atau sektor usaha produktif.
Sementara itu, Pengelola Prabu Kreasi, Gede Mahendra Padmanada Dusak mengungkapkan, memanfaatkan kredit perbankan menjadi salah satu cara pengembangan usaha selama ini. Bantuan penguatan modal dari perbankan menjadi penopang usaha seiring meningkatnya permintaan konsumen selama ini.
“Kami tidak bisa memenuhi permintaan pasar, bila tidak ada modal. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan pasar tentunya kami harus membeli bahan baku dan untuk itu perbankan lah yang membantu selama ini. Mudah-mudahan bantuan perbankan ini akan tetap terjalin baik kedepannya,” tegasnya. (man)