Denpasar (Bisnis Bali) – Hingga saat ini, Bali masih menjadi wedding destination terkemuka. Terlebih Pulau Dewata akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar IMF-World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018 mendatang. Pebisnis penyewaan gaun pengantin berkonsep bridal tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk meraih pelanggan.
‘’Kecantikan alam yang sering dipergunakan sebagai lokasi prewedding photo, serta berbagai fasilitas bertaraf internasional akhir-akhir ini menarik banyak pasangan untuk melangsungkan pernikahan di Bali, sehingga kami optimis gelaran IMF akan mendongkrak bisnis kami ini,’’ ujar Nurhapsari, salah seorang pebisnis jasa penyewaan gaun pengantin bridal di kawasan Denpasar, Jumat (31/8).
Bali sebagai daerah tujuan wisata, tentu menjadi pilihan bagi masyarakat, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara menggelar upacara pernikahan. Ciri khas gaun pengantin ini terletak pada warna, bustier, dan ekor panjang dengan beragam aplikasi.
‘’Bordiran juga dibuat daari bahan organza, diaplikasikan sesuai desain yang diinginkan, lalu diberi payet dan Kristal,’’ ungkapnya.
Di Indonesia umumnya dan di Bali khususnya, gaya make-up pengantin intemasional juga mengalami berbagai metamorfosis seiring pergerakan tren gaun pengantin. ‘’Tren mode gaun pengantin masa kini yang semakin simpel namun tetap elegan, diikuti gaya pula oleh make-up pengantinnya,” jelasnya.
Gaya riasan modern yang simpel, elegan, dan timeless ini dapat menampilkan sisi terbaik dari wajah pengantin sekaligus menyembunyikan bagian yang kurang ideal.
‘’Hasilnya, pengantin akan terlihat lebih segar dengan kecantikan yang tak mudah lekang oleh waktu,” katanya.
Pihaknya menyediakan paket rias pengantin bridal dengan harga mulai Rp8 jutaan per paket, yang terdiri dari 20 edit foto 4R, 2 foto 10R, 1 foto 16R, 1CD file edit dan CD original, 1 lokasi (3 jam), gaun plus rias, serta free transport, khususnya untuk area Denpasar.
‘’Paket ini cukup diminati konsumen, yakni hampir selalu ada orderan setiap harinya,’’ imbuhnya.
Dalam membuka usaha bridal dan memberikan pelayananan maksimal kepada konsumen, tentu saja keahlian tenaga kerja yang dimiliki harus diperhatikan. ‘’Dalam usaha bridal, orang yang bergelut di dalamnya harus memiliki kemampuan dalam bidang make-up dan telah mampu melayani beberapa pelanggan untuk make-up acara-acara penting seperti wisuda, party dan juga acara-acara pernikahan, sehingga dengan dukungan profesonalisme dalam bidangnya maka kami yakin bisnis bridal berjalan dengan baik ke depannya,’’ ujarnya.
Hal senada diungkapkan Shintya, salah seorang perancang pakaian kebaya model bridal. ‘’Banyak wisatawan domestik maupun asing yang melangsungkan pernikahan di Bali, sehingga membuat usaha kami cukup prospektif,’’ ujarnya.
Model kebaya pengantin terbaru, kini tidak lagi bersifat tradisional. Melainkan sudah mulai menjadi pakaian kebangsawanan yang bertaraf internasional (bridal). Pihaknya sengaja menghadirkan rancangan model kebaya pengantin terbarunya yang mewah, unik, glamour, serta berkonsep bridal.
‘’Padu padan dengan model-model baju pengantin internasional ini, membuat kami yakin bahwa kebaya Indonesia umumnya dan Bali khususnya makin diakui dunia,” katanya.
Pihaknya ingin berkontribusi lebih dalam mengharumkan nama bangsa dan kebaya ini menjadi pilihannya dalam mempromosikan Indonesia di kancah dunia.
‘’Kami memang ingin menampilkan busana khas Indonesia dengan cita rasa internasional,” ungkapnya.
Penggunaan bahan berwarna putih terang menambah kemewahan tersendiri rancangan kebaya pengantin terbarunya ini. Dengan cita rasa internasional, model kebaya ini menggunakan gaun yang menyapu lantai dengan motif kembang nan indah sebagai aksen.
Dalam rancangan ini, kebaya lebih terlihat tradisional modern dibandingkan dengan model kebaya pengantin lainnya.
Shintya menambahkan, kebaya ini dipadukan dengan songket Bali untuk bagian bawahan serta menggunakan model kerah yang bervariasi. ‘’Seperti pada umumnya model kebaya pengantin,terbaru ini juga menggunakan kain brokat dengan payet dan motif yang ramai dan mewah,” tandasnya. (aya)