Denpasar (Bisnis Bali) – PLN Distribusi Bali mencatat pelanggan rumah tangga dengan tarif subsidi hingga awal Juli lalu 300.783 pelanggan. Angka tersebut mengalami penurunan hingga 1,12 persen dari awal tahun ini yang tercatat 304.023 pelanggan.
Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan, PLN Distribusi Bali, I Gusti Ketut Putra, mengatakan, penurunan ini karena beberapa faktor, seperti ekonomi masyarakat yang mulai membaik hingga kebutuhan listrik masyarakat yang kian meningkat.
“Ini bisa dikatakan perekonomian masyarakat membaik, pemanfaatan peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik bertambah sehingga kebutuhan listrik pun bertambah,” ungkapnya.
Tercatat hingga Juli pengguna listrik bersubsidi daya 450 volt ampere (VA) yaitu sebanyak 225.069 pelanggan dan pengguna listrik subsidi daya 900 VA 75.669 pelanggan. Jika dilihat data awal tahun, tercatat pengguna listrik bersubsidi daya 450 VA mencapai 73.283 pelanggan dan daya 900 bersubsidi 230.730 pelanggan.
Dilihat dari total keseluhan jumlah pelanggan uang mencapai 1.120132, persentase pelanggan rumah tangga dengan tarif subsidi sebanyak 26,85 persen. Jika dibandingkan awal tahun 2018 persentase pelanggan listrik dengan tarif subsidi mencapai 27,97 persen.
Masyarakat yang berhak mendapat subsidi adalah meraka yang tercatat sebagai KK kurang mampu dan masuk dalam basis data terpadu (BTP) Tim Nasional Percepatan Penanggulanan Kemiskinan (TNP2K). Dengan kebutuhan daya listrik yang meningkat, dikatakannya masyarakat yang masuk dalam BTD TNP2K bisa melakukan pindah daya dari 450 VA ke 900 VA dengan masih menggunakan tarif subsidi.
“Namun jika masyarakat tersebut pindah ke daya 1.300 VA, otomatis subsidi dicabut,” jelasnya.
Tarif listrik pelanggan rumah tangga bersubsidi daya 450 VA yaitu Rp415 per kWh dan untuk daya 900 VA bersubsidi Rp605 per kWh. Sedangkan untuk daya 900 VA non subsidi Rp1.352 per kWh dan daya 1.300Â Rp1.467 per kWh. (wid)