Denpasar (Bisnis Bali) – Varian puding dewasa kini makin variatif. Mulai dari puding susu, puding buah, puding caramel dan yang saat ini sedang banyak digemari adalah puding lumut. Sepintas puding ini tampak biasa tapi teknik pembuatannya yang unik membuat ada kesan lumut dalam kolam yang muncuk dari penampilan puding ini. Dari rasa, puding ini lebih enak dan menyegarkan.
“Teknik pembuatannya sedikit berbeda dengan puding yang biasanya, puding lumut ini menggunakan telor yang diolah sehingga setelah jadi tampak seperti lumut dalam kolam. Cantik sekali,” ungkap Sucintya Naila, owner sekaligus pedagang kue Safira.
Puding lumut ini rasanya memang tak jauh berbeda dengan puding lainnya. Uniknya pembuat harus bisa menyiasati agar kandungan telor tidak sampai merubah rasa apalagi sampai menimbulkan bau amis pada puding.
“Bisa digunakan esence atau pasta pandan, untuk menyiasati agar rasa telor tidak mendominasi, selain itu cara mengaduk juga harus diperhatikan agar kesan lumut yang dihasilkan sempurna, tidak menggumpal dan juga tidak hancur,” ungkap ibu yang akrab disapa Uci ini.
Satu puding lumut Safira dijual mulai Rp50 ribu disesuaikan ukuran pudingnya. Selain itu Sucintya Naila juga menjual puding lumut komplit dengan toping buah. Puding lumut ini enak dimakan dalam kondisi dingin, sebagai teman minum teh, sebagai hidangan penutup, kue ulangtahun hingga bingkisan untuk kerabat.
“Sekarang banyak yang memberikan bingkisan berupa puding untuk kerabat yang ulang tahun, selamatan atau punya perhelatan lainnya, tinggal tampilan dan pengemasan yang di tata hingga terlihat makin cantik,” jelas Uci. (ita)