BAGI Henny Gorton, seorang wanita berkewarganegaraan Inggris, berlari adalah cara yang bagus untuk menghilangkan stress, meringankan depresi, meningkatkan kesehatan dan melawan stigma terhadap kesehatan mental. Hal inilah yang mendorong dirinya kembali melakukan lari maraton dengan maksud menyuarakan kepedulian untuk penanganan kasus gangguan jiwa dan pemasungan di Bali.
Kegiatan ini sekaligus membantu upaya yang dilakukan selama ini oleh Suryani Institute for Mental Health (SIMH). “Ini merupakan bentuk kepedulian saya untuk ikut membantu penanganan kasus gangguan jiwa dan pemasungan bersama SIMH. Di sini kami selipkan acara amal,” ungkap Henny Gorton, yang saat ini menjadi pengajar Bahasa Inggris di salah satu yayasan di Denpasar.
Sebelumnya, pada Juni lalu Henny melakukan kegiatan yang sama dengan rute dari Kintamani hingga Uluwatu. Kali ini, rute lari akan ditempuh sepanjang 42 kilometer dari objek wisata Sangeh menuju Jatiluwih dan kembali ke Sangeh.
Kegiatan yang bertajuk Running for Mental Health ini akan dilaksanakan pada Sabtu (25/8) mendatang. “Peserta dapat mengambil bagian untuk rute 5K, 10K, 21K dan 42K sebagai full marathon. Bisa juga berjalan kaki atau bersepeda sebagai kegiatan yang menyenangkan,” imbuhnya.
Lari untuk kesehatan mental ini diperuntukkan bagi mereka yang terpanggil ikut membantu penderita gangguan jiwa. Berdasarkan hasil survei SIMH pada 2007 diperkirakan ada 9.000 orang di Bali mengalami gangguan jiwa berat tanpa penanganan yang sesuai dan sekitar 350 orang mengalami pemasungan.
Bahkan, hasil riset kesehatan dasar Kemenkes RI tahun 2013 menyatakan, Bali termasuk daerah yang memiliki prevalensi gangguan jiwa cukup tinggi, yakni 2,3 per 100 ribu penduduk. Karena itu banyak pihak terpanggil bersama SIMH untuk mewujudkan harapan, yakni memanusiakan penderita gangguan jiwa.
“Seluruh hasil kegiatan ini akan disumbangkan kepada SIMH untuk membantu penanganan gangguan jiwa di Bali. Semoga kasus ini bisa berkurang dan tidak ada pemasungan lagi,” tegas Henny Gorton. (dar)