Denpasar (Bisnis Bali) – Setelah menunjukkan empati kepala korban bencana Gunung Agung, Universitas Warmadewa (Unwar) kembali melakukan gerakan solidaritas, dengan mengirimkan bantuan kepada korban gempa Lombok.
Seperti diketahui, telah terjadi gempa tektonik yang mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kekuatan 7 Skala Richter (SR) dan beberapa gempa susulan sepekan ini. Gempa tersebut telah merenggut ratusan korban jiwa, puluhan ribu rumah penduduk dan ratusan fasilitas umum lainnya juga ikut rusak. Saat ini, ribuan masyarakat Lombok sedang mengungsi dan membutuhkan bantuan logistik dan medis.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kemanusiaan, Unwar sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Bali bergerak cepat memberikan bantuan logistik kepada para korban gempa. Bantuan logistik dikirimkan langsung oleh tim Unwar, berupa makanan, pakaian, selimut, dan obat-obatan, serta mengirim 1 unit mobil ambulance ke lokasi. Bantuan tersebut diterima langsung oleh Bupati Lombok Barat didampingi Kepala BPBD dan Kepala Puskesmas Narmada, Jumat (10/8) lalu.
Rektor Unwar Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E.,Sp.ParK., mengatakan, sebagai rasa empati dan peduli terhadap para korban gempa Lombok, Unwar telah menggali potensi dengan membentuk tim penanggulangan bencana bantuan gempa Lombok untuk menggalang dana bantuan terhadap korban bencana. Pada tahap awal telah terkumpul dana sebesar Rp75 juta. Dana tersebut telah dibelikan logistik yang urgent dibutuhkan warga korban gempa.
“Bantuan telah kami kirim ke lokasi dan diterima langsung Bupati Lombok Barat bersama Kepala BPBD Lombok pada tanggal 10 Agustus lalu. Kami serahkan bantuan kepada mereka untuk didistribusikan kepada orang-orang yang memerlukan,” terang Prof. Widjana, Sabtu (11/8) lalu.
Selain itu, pihaknya akan mengirim tim medis dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unwar untuk membantu tenaga medis di lokasi pengungsian. Utamanya tenaga medis untuk menangani korban gempa yang menderita fisik. Untuk tahap berikutnya Unwar juga akan mengirim tim untuk merehabilitasi korban yang mengalami gangguan secara psikologis pasca dilanda gempa.
“Kami akan terus memberikan bantuan karena recovery ini membutuhkan waktu yang lama. Ke depannya kemungkinan kami akan kerahkan mahasiswa untuk KKN tematik di sana sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sana,” tukasnya.
Untuk bisa memberikan bantuan secara berkelanjutan, Prof. Widjana akan terus mencoba menggali potensi yang ada di Unwar. Sebab, bantuan pada tahap pertama merupakan sumbangan spontan dari unit-unit besar yang ada di lingkungan Unwar. Pihaknya akan menggali potensi dari masyarakat dan komunitas Warmadewa yang saat ini telah mencapai 14.000 orang.
“Mudah-mudahan mereka (komunitas Unwar-red) juga mempunyai perasaan dan empati yang sama kepada saudara-saudara kita di Lombok sehingga kami bisa menggali potensi mereka untuk disumbangkan kepada korban di Lombok dan di Bali. Jangan lupa, di Bali juga ada beberapa yang terkena musibah dan bahkan ada yang meninggal,” harapnya.
Hal yang sama juga sudah dilakukan Unwar pada korban erupsi Gunung Agung di Karangasem. Bahkan bantuan terus dilakukan hingga saat ini tidak hanya terkait logistik dan tim medis, namun juga perhatian terhadap ternak korban dengan memberikan solusi terhadap kesulitan pakan dipengungsian. (pur)