Tabanan ( Bisnis Bali) – Bisnis tanah kapling tetap menggeliat karena permintaan pasar yang tak pernah surut. Hal tersebut memberi peluang bagi pengapling meningkatkan kualitas layanan. Tak hanya menyangkut pemilihan lokasi yang strategis tapi juga harga yang kompetitif. Itu disampaikan, pengapling, Agustinus, baru – baru ini.
Tanah kapling dipilih konsumen karena dari sisi harga relatif terjangkau dibandingkan membeli rumah. Selain itu tanah kapling juga baik untuk sarana investasi yang mudah karena tak perlu biaya perawatan tinggi. Tanah kapling yang berlokasi di kawasan padat ekonomi lebih prospektif harga jualnya karena dicari konsumen.
Saat ini, membebaskan lahan cukup sulit. Selain terbatas juga perizinan ketat. “Hal ini akan memberikan dampak kurang maksimalnya pasokan bagi konsumen,” ungkapnya. Tanah kapling merupakan sarana spekulasi yang menjanjikan karena harga jualnya tak hanya hitu gan bulan dan tahun naik, namun setiap hari bisa naik jika sedang santer ingin dibeli konsumen.
Dia mengharapkan layanan yang diterima konsumen berkualitas sehingga tak isu – isu negatif adanya pengapling ilegal tak mencuat di masyarakat. Umumnya kalau pengapling itu belum tentu bisa mengembangkan perumahan. Tapi sebaliknya seorang pengembang sudah pasti ada izin kaplingnya.
Pengapling lainnya, Fransiskus menambahkan, harga lahan mini makin mahal sehingga tantangan bagi konsumen bisa mempermak produk dengan harga kompetitif murah. Hal ini akan memberi dampak pernyerapan konsumen yang makin selektif dalam belanja properti. Saat ini harga tanah kapling di Denpasar paling murah Rp500 juta per are. Sedangkan harga dasarnya berkisar Rp200 juta per are. (gun)