Denpasar ( Bisnis Bali) – Menumbuhkan kewirausahaan di daerah dan tanah air, perlu langkah keroyokan. Terutama menguatkan bantuan permodalan bagi wirausaha pemula. Demikian diungkapkan, pengurus Kadin Kota Denpasar, Nyoman Senter, Kamis (2/8).
Dengan dukungan permodalan yang memadai, kelemahan wirausaha pemula dapat ditutupi untuk bisa berkembang sesuai dengan bidang usaha yang ditekuni. Langkah memberikan kemudahan bagi tak bisa lepas dari sinergi yang baik antara perbankan dengan regulator di daerah. Ini akan memberi motivasi yang kuat bagi wirausaha untuk bisa berkembang di tengah persaingan yang ketat.
Bertambahnya wirausaha baru tak lepas dari akses permodalan yang baik, sehingga ketersediaan berbagai kredit program, dan lainnya dengan suku bunga murah akan membantu pelaku usaha dalam menggenjot kreativitas. Bali memiliki segudang potensi ekonomi yang bisa digarap optimal. Dengan kemampuan teori dan praktik wirausaha muda diharapkan lebih mampu mamanajemen usaha agar cepat berkembang dengan mengedepankan pola usaha yang sportif, dan mengutamakan efisiensi untuk meraup keuntungan yang optimal.
Demikian dengan promosi, seiring terbukanya peluang promosi di dalam dan luar negeri, kesempatan ini juga tak boleh disia-siakan. Umumnya banyak produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) Bali seperti, produk seni perhiasan, fashion, hingga hasil pertanian memiliki prospek pasar ekspor yang gemilang. Contohnya di Moskow, Rusia, produk buah salak lokal sangat berpeluang ekonomi di negara tersebut. Buah salak di sana bisa laku Rp20.000-Rp25.000 perbijinya. Demikian juga komoditi UMKM Bali lainnya.
Sebelumnya Ketua Kadin Denpasar, Nugra Artana menyampaikan penguatan dan bantuan permodalan lunak bagi wirausaha sudah dilakukan pemerintah bersinergi dengan perbankan. “Ini positif dalam memenuhi kuota wirausaha sebuah negara maju. Minimal bisa bersaing menyamai negara Asia, sehingga masyarakat makin sejahtera,” ungkapnya.
Data kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, jumlah wirausaha saat ini mencapai rasio 3,1 persen dari total penduduk Indonesia. Ini melampaui standar wirausaha dunia yakni 2 persen. Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menyampaikan, rasio wirausaha di Indonesia meningkat 3,1 persen dari total penduduk Indonesia dari sebelumnya 1,55 persen pada tahun 2014.
Jika dihitung dengan jumlah penduduk Indonesia 260 juta jiwa, jumlah wirausaha Indonesia saat ini mencapai sekitar 8,06 juta jiwa. Rasionya pada 2014 1,55 persen, tapi sekarang sudah 3,1 persen.
Rasio wirausaha relatif rendah dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Singapura yang mencapai 7 persen dari total 4 juta penduduknya. Kemudian Malaysia yang sudah berada di level 5 persen. Diharapkan bisa mencapai 5 persen jumlah wirausaha di 2019.
Pemerintah memberikan bantuan modal awal bagi wirausaha pemula untuk pengembangan usaha mikro. Pada tahun lalu, target pemerintah menyalurkan bantuan permodalan 1.200 wirausaha pemula dengan anggaran Rp15,6 miliar untuk kawasan daerah tertinggal, kawasan ekonomi khusus, dan daerah antarkelompok berpendapatan rendah. Realisasinya mencapai 1.325 wirausaha pemula sampai akhir Desember lalu. Target di 2018, bantuan modal Rp10 – Rp13 juta untuk 1.831 wirausaha pemula. (gun)