Gianyar (Bisnis Bali) – Sektor pariwisata tetap menjadi lokomotif ekonomi Bali. Menurut Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, keberlangsungan pariwisata mesti dijaga sehingga tetap menjadi penopang ekonomi Bali.
“Ekonomi Bali lebih banyak ditopang sektor pariwisata. Sekitar 70 persen PDRB Bali dari sektor pariwisata. Sekitar 15 persen PDRB dari pertanian dan 15 sisanya dari sektor kerajinan,” ungkapnya Kamis (2/8).
Dalam pengelolaannya, sektor pariwisata dihadapi berbagai permasalahan. Di antaranya masalah sampah dan kemacetan lalu lintas. Masalah sampah jika tak ditangani akan menjadi momok pariwisata Bali seperti gunung sampah yang terlihat di tempat pembuangan akhir (TPA) Suwung.
Penyelesaian sampah akan dibantu pemerintah pusat. Ini berkaitan Bali akan menjadi tuan rumah konvensi IMF-World Bank. Menurutnya, sampah terbuang karena tak disertai dengan kemampuan mengolah sampah. Penanganan sampah mesti dilakukan optimal sehingga tidak lagi menjadi momok bagi pariwiata ke depan.
Cok Ace meyakinkan perlu diwujudkan pembangunan yang berimbang antara Bali Utara dan Bali Selatan. ” Jika tidak pengaturan, kabupaten lain di luar Badung, Denpasar dan Gianyar akan mencontoh Badung berlomba-llomba membangun akomodasi,” ucapnya.
Ia menilai ketika Badung maju sementara daerah lain tidak maju maka terlihat tidak ada perimbangan. Otonomi khusus memberikan kewenangan kabupaten/kota untuk mengembangkan daerahnya masing-masing. ” Jika tanpa pengelolaan yang baik, semua kabupaten akan meniru Badung,” tegasnya.
Untuk tetap menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi, Bali mesti menerapkan one island managemen. Ini membangun Bali dalam satu tata kelola. (kup)